MAKALAH DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI
“KLONING SEL DAN INDIVIDU ”
KELOMPOK :
1.
EMA RATNA FURI (A1C414025)
2.
NATALIA MAGDALENA (A1C414022)
3.
TYANITA SEPTRIMA (A1C414027)
DOSEN PENGAMPU :
Dra. MUSWITA, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah dari mata kuliah “Dasar-dasar Bioteknologi” dalam waktu
yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini penulis sampaikan informasi
mengenai materi “Kloning Sel dan Individu ” dengan menggunakan literatur dari
buku dan internet.
Dalam menyelesaikan
makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dosen
pengampu mata kuliah Dasar-dasar Bioteknologi
2. Teman-teman
prodi pendidikan biologi
Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat dalam pemberian informasi tentang kurikulum secara umum. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Jambi,
15 September 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGHANTAR .......................................................................... i
DAFTAR
ISI .......................................................................................... ii
BAB
I
1.1.
Latar Belakang................................................................................. 1
1.2.
Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3.
Tujuan............................................................................................. 3
BAB II
2.1
PengertianKloning........................................................................... 3
2.2
Sejarah Kloning.............................................................................. 3
2.3
Jenis-jenis Kloning........................................................................... 6
2.4
Macam-macam Kloning.................................................................. 6
2.5
Teknik-teknik Kloning.................................................................... 8
2.6
Prosedur Pengkloningan .............................................................. 11
2.7
Manfaat dan Dampak Kloning...................................................... 12
2.8
Kelebihan dan Kekurangan Kloning ............................................. 14
BAB III
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bioteknologi adalah suatu cabang
ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup baik itu bakteri, fungi, virus,
dan lain-lain maupun produk dari makhluk
hidup enzim, alkohol dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pada zaman sekarang ini perkembangan Bioteknologi tidak hanya semata – mata
pada bidang ilmu biologi saja melainkan juga perkembangan pada bidang – bidang
ilmu murni dan terapan lain seperti biokimia, computer, genetika, biologi
molekuler, maupun mikrobiologi. Penerapan bioteknologi dalam kehidupan sudah
banyak dilakukan oleh para ahli. Beberapa penerapan dalam bidang teknologi yang
sudah banyak dilakukan misalnya bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir,
roti, maupun keju, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru
di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,
penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan
vaksin, antibiotik, dan insulin.
Pada zaman sekarang, di Negara –
Negara maju dan berkembang bioteknologi berkembang dengan sangat pesat.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti
rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan. Selain itu Hal – hal yang mendorong perkembangan bioteknologi ini
adalah untuk meningkatkan mutu baik itu dalam bidang pangan, medis, maupun
bidang kehidupan lainnya. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan
kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi
tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan
gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Salah satu
penerapan bidang bioteknologi yang sering dibicarakan orang yaitu Kloning. Dimana dengan dilakukannya kloning ini maka
akan bermanfaat bagi kehidupan manusia baik itu dalam bidang pengobatan maupun
yang lainnya.
1
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud
Kloning sel ?
2.
Bagaimana Sejarah
Kloning sel ?
3.
Apa saja Jenis-jenis
Kloning ?
4.
Apa saja Macam-macam
Kloning sel ?
5.
Apa saja Teknik Kloning
sel ?
6.
Bagaimana Prosedur
Kloning sel ?
7.
Apa saja Manfaat dan
Dampak Kloning sel ?
8.
Apa saja Kelebihan dan
Kekurangan Kloning sel ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui Pengertian Kloning sel
2. Untuk
mengetahuiSejarah Kloning sel
3. Untuk
mengetahuiJenis-jenis Kloning
4. Untuk
mengetahuiMacam-macam Kloning sel
5. Untuk
mengetahuiTeknik Kloning sel
6. Untuk
mengetahuiProsedur Kloning sel
7. Untuk
mengetahuiManfaat dan Dampak Kloning sel
8. Untuk
mengetahuiKelebihan dan Kekurangan Kloning sel
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kloning
Kloning berasal dari bahasa
Inggris” cloning” yang berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu
organisme melalui proses aseksual atau dengan arti lain, membuat fotokopi atau
pengadaan dari suatu mahluk hidup dengan cara aseksual. (Aziz, 2011: 16) Klon
juga mempunyai arti menggandakan atau memperbanyak. Istilah Clone asal mulanya
muncul dengan arti memperbanyak DNA pada bakteri. Para ilmuwan memperluas
pengertian tersebut menjadi setiap individu yang darinya dapat dihasilkan
individu baru tanpa melalaui perkawinan meski satu saja disebut juga dengan
mengklon. Pada prinsipnya mengklon individu baru ialah mengganti inti telur
dengan inti sel definitif, lalu merangsang telur itu agar tumbuh, inti telur
tersebut mengandung separuh kromosom sel definitif yang disebut haploid. Sel
haploid tidak dapat tumbuh menjadi embrio dengan sendirinya sehingga inti sel
telur harus diganti dengan inti sel yang berasal dari embrio yang sudah
mengalami pembuahan yang kromosomnya lengkap. Gabungan inti telur dengan inti sperma
disebut diploid.
B.
Sejarah
Kloning
Penelitian kloning pertama berhasil
pada tahun 1952 oleh Robert Briggs dan Thomas King, yang berupa kloning dari
sel cebong. Telur kodok A yang telah dibuahi dikeluarkan intinya lalu diganti
dengan sel telur kodok B yang berada pada fase embrio. Hasilnya menjadi kodok
baru yang mempunyai sifat seperti kodok B.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya
pada tahun 1962, pengklonan pada kodok dilakukan lagi oleh John Gurdon. Ia
berhasil merekayasa kloning yang dibuat dari sel-sel cebong yang lebih tua dari
yang dilakukan oleh Robert Briggs dan Thomas King.
Pada tahun 1978, Baby Laouse lahir
melalui pembuahan bayi tabung, yang merupakan karya Dr Patrick Steptoe dan R. G
Edwards dari Inggris. Ahli kandungan inilah yang mempelopori teknik bayi
tabung. Bayi tabung ini tidak hanya dikenal di luar negeri saja, tetapi di
Indonesia pun telah banyak diterapkan.
3
Transfer embrio manusia dari ibu
satu ke ibu yang lain berlangsung pertama kalinya pada tahun 1983, kemudian
disusul dengan keberhasilannya lagi pada tahun 1986. Inseminasi buatan pada
manusia dilakukan oleh Mary Beth Whitehead dengan mengandung Baby M hingga
lahir, Ia berusaha membesarkan Baby walaupun gagal di tengah jalan.
Pada tahun 1993, Dr Jerry Hall
berhasil mengkloning embrio manusia dengan teknik pembelahan (embrio splitting
technique) walaupun akhirnya semua klon tersebut rusak. Empat tahun kemudian
tepatnya tanggal 23 Februari 1997 Dr Ian Wilmuth dari Scotlands Rouselin
Institute berhasil mengkloning mamalia pertama dengan kelahiran domba dolly
yang menggunakan teknik ahli inti sel somatik atau somatic sel nuclear transfer
(SCNT), setelah melakukan percobaan 227 kali. Untuk menghasilkan dolly, Ian
Wilmut dan rekan kerjanya mengambil sel kambing (kelenjar susu) anak domba bernama
“Finn Dorset”. Sel domba tersebut
kemudian ditempatkan pada cawan petri berisi nutrisi berkonsentrasi sangat
rendah. Karena kelaparan, sel berhenti membela dan gen (sementara) berada dalam
keadaan “tertidur” atau dalam bahasa ilmiah sel dalam fase “GO”, mirip dengan
keadaan inti sel sperma bergabung dengan inti sel telur seusai pembuahan.
Sedang sel telur mandul (dimandulkan) diambil dari domba “Scottish Blackface”.
Intinya (berikut DNA) dibuang, sehingga menjadi sel telur kosong dan siap
diproduksi menjadi embrio. Sebagai gantinya dimasukkan sel donor berisi DNA
atau sel kambing dalam fase GO- yang berasal dari domba Finn Dorset. Setelah
difusikan kedalam cawan tabung reaksi, kemudian dalam tabung kedua sel
berdekatan satu sama lain dan bereaksi dengan memberikan kejutan listrik lemah.
Kejutan listrik tersebut selain menghasilkan fungsi juga merangsang sel untuk
membelah. Setelah enam hari embrio domba kloning terbentuk. Embrio yang
dihasilkan kemudian ditanam dalam rahim domba Scottish Blackface yang lain.
Setelah masa gestasi, domba Blackface melahirkan kembaran (kloning) domba Finn
Dorset. Pada tahun yang sama lembu kloning pertama kali juga lahir yang diberi
nama gene.
Para peneliti di Universitas Hawai
yang dipimpin oleh Dr Teruhiko Wakayama pada tahun 1998 berhasil melakukan
kloning tikus hingga tiga generasi, dengan memakai teknik mikro injection yang
tingkat keberhasilannya 3%.
4
Pada tahun 2000 Professor Gerard
Schatten dari Amerika berhasil membuat kera kloning yang diberi nama tetra. Awal
April 2001, sebagaimana diberitakan oleh harian umum Kompas pada tanggal 9
April 2001, dr. Saverino Anitori dari Italia mengumumkan bahwa seorang
perempuan tengah mengandung bayi hasil kloning yang usia kehamilannya telah
mencapai 8 minggu, indikasi keberhasilan kloning tinggal menunggu waktu. Bila
sebelumnya ilmuwan melakukannya dengan meletakkan embrio di tabung percobaan,
Zavos langsung menaruhnya di rahim manusia. Jum'at, 24 April 2009, Dokter
Kloning Berhasil Lahirkan Kembali Gadis yang Tewas Tabrakan di LONDON- Dokter
di pusat kesuburan Amerika Serikat mengklaim telah berhasil mengkloning 14
embrio manusia dan mentransfer 11 di antaranya ke rahim empat perempuan
kemarin. Pengakuan mencengangkan itu disampaikan Dr. Panayiotis Zavos dalam
sebuah wawancara yang diterbitkan kemarin.
Kloning Sel
Kloning sel adalah teknik untuk
menghasilkan salinan makhluk hidup dengan menggunakan bahan genetis dari sel
makhluk itu sendiri. 1997 Dr Ian Wilmut dan rekannya dari Institute Roslin di
Edinburgh, Inggris, mengklon domba dari sel epitel ambing (sel payudara) seekor
domba lainnya.Wilmut pertama mengambil sel epitel ambing seekor domba jenis
Finn Dorset berumur enam tahun yang sedang hamil. Kemudian sel ambing itu
dikultur dalam cawan petri dengan sumber makanan yang terbatas. Karena
kelaparan sel itu berhenti berkembang atau mematikan aktivitas gennya.Sementara
itu mereka juga mengambil sel telur yang belum dibuahi dari seekor domba betina
jenis Blackface. Inti sel telur yang bisa membelah menjadi domba dewasa setelah
dibuahi itu kemudian diambil, sekarang sel telur itu kosong, hanya berisi
organela dan plasma sel saja. Selanjutnya dua sel itu didekatkan satu dengan
lainya. Kejutan aliran listrik membuat kedua sel itu bergabung seperti dua
gelembung sabun. Kejutan aliran listrik kedua meniru energi alami yang muncul
ketika telur dibuahi oleh sperma, sehingga sel telur dengan inti baru itu
merasa telah dibuahi. Kejutan aliran listrik itu telah mengubah sel telur
dengan inti baru itu seakan-akan menjadi sel embrio. Kurang lebih enam hari
kemudian, sel embrio bohongan itu disuntikkan ke dalam rahim seekor domba
betina Blackface lainnya yang kemudian mengandung.
5
Setelah mengandung selama 148 hari
induk domba titipan ini melahirkan Dolly, seekor domba lucu seberat 6,6 kilogram
yang secara genetis persis dengan domba jenis Finn Dorset pemilik inti sel kambing.
C.
JENIS-JENIS
KLONING
Dikenal
3 jenis kloning biologi :
1.
Kloning tingkat DNA
Kloning
dilakukan terhadap untaian DNA untuk mendapatkan untaian DNA yang identik, yang
kemudian menggunakan plasmid bakteri menghasilkan molekul dengan sifat genetik
yang sama untuk kepentingan pembuatan monoklonal, antibody untuk keperluan
diagnostik,pembuatan vaksin dsb.
2.
Kloning untuk upaya terapi
Kloning ditujukan untuk
menghasilkan sitem cell (sel punca).Sitem cell ini di”panen” dari kloning yang
menghasilkan embrio manusia, namun tidak dikembangkan menjadi mahluk baru.
3.
Kloning untuk Reproduksi
Merupakan hal yang sangat
menggelitik bagipara ilmuwan untuk “menciptakan” machluk menggunakan teknologi
kloning.Sel telur matang yang dibuang inti selnya, ke dalamnya kemudian
disuntikkan inti sel somatik,sehingga sel yang kemudian terbentuk diupayakan
untuk tumbuh kembang menghasilkan mahluk baru. Hal ini serupa dengan reproduksi
vegetatif, tanpa melalui proses pembuahan sel telur oleh benih laki-laki.
D. MACAM-MACAM KLONING
1.
Kloning Pada Tumbuhan
Nama lain dari kloning pada
tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk mengisolasi, sel,
protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi
yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
sempurna kembali.
6
Ada dua teori dasar yang
berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang pertama adalah teori bahwa sel dari
suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel
zigot karena berasal dari satu sel tersebut. Yang kedua adalah teori
totipotensi sel atau Total Genetic Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki
potensi genetik mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi suatu
tanaman lengkap.
2.
Kloning Pada hewan
Kloning hewan adalah suatu proses
dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satu sel yang diambil dari organisme
induknya dan secara genetika membentuk individu baru yang identik sama.
Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis sama baik dari segi
sifat dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA. Di
alam, sebenernya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa
jenis organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur
juga merupakan apa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi
sekarang ini, bukan mustahil untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning
pada hewan. Pertama kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan
tidak berhasil selama bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih
oleh ilmuwan pada saat mereka berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel
embrio di tubuh katak dewasa. Namun demikian, kecebong tersebut tidak pernah
berhasil tumbuh menjadi katak dewasa.Kemudian, dengan menggunakan nuclear
trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian terhadap
kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah
mencapai hidup yang panjang.
Kloning pertama yang berhasil
diujicobakan dan bisa bereproduksiadalah seekor domba yang dinamakan Dolly.
Dolly ditemukan oleh IanWilmut dan kawan-kawanya di Skotlandia pada tahun 1997.
Tapi tidaksama dengan uji coba kloning sebelumnya yang menggunakan sel
embrio,kloning dolly menggunakan sel dari domba dewasa. Karena sel dombadewasa
ini dianggap sudah tua, maka, dolly pun jadi berumur pendek,walau tidak
sependek hewan lain hasil kloningan dengan menggunakan selembrio.
7
Sekarang ini, para ilmuwan sudah
sukses mengkloning banyak hewan seperti tikus, kucing, kuda, babi, anjing,
rusa, dan sebagainya dari sel embrio maupun sel non-embrio, tergantung dari
tujuan pengkloningan tersebut. Jika, diharapkan hewan hasil kloning yang bisa
bereproduksi, maka digunakanlah sel non-embrio, sedangkan jika diharapkan hewan
kloning yang tidak harus bisa bereproduksi, maka digunakan sel embrio. Proses
kloning hewan melalui tahap berikut, yaitu mengekstrak nukleus DNA dari suatu
sel embrio kemudian ditanamkan dalam sel telur yang sebelumnya intinya sudah
dihilangkan. Kadang-kadang proses ini distimulasi oleh manusia menggunakan alat
dan bahan-bahan kimia. Sel telur yang sudah dibuahi ini kemudian dimasukkan
kembali ke dalam tubuh sel hewan inangnya dan membentuk sifat yang identik.
Beberapa ilmuwan menjadikan hewan hasil kloningan yang tidak bisa bereproduksi
sebagai bahan pangan. Namun baru-baru ini, diberitakan bahwa hewan hasil
kloning, tidak layak untuk dikonsumsi sebagai makanan manusia walau belum ada
bukti pasti mengenai hal tersebut. Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini
masih terus dilakukan.
3. Kloning Pada Manusia
Proses kloning pada
manusia, sebenarnya tidak memiliki banyak perbedaan dengan bayi tabung atau in
vitro fertilization. Dalam proses ini, sperma sang suami dicampur ke dalam
telur sang istri dengan proses in vitro di dalam tabung kaca. Setelah sperma
tumbuh menjadi embrio, embrio tersebut ditanamkan kembali ke dalam tubuh si ibu,
atau perempuan lain yang menjadi ’ibu tumpang’. Bayi yang lahir secara biologis
merupakan anak suami-istri tadi, walaupun dilahirkan dari rahim perempuan lain.
E. TEKNIK KLONING
1) TRANSFER NUKLEUS
Transfer nukleus membutuhkan dua
sel yaitu suatu sel donor dan suatu oosit atau sel telur. Telur matur sebelum
dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya. Proses pembuangan nukleus tadi
dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi
genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi tadi kemudian dimasukkan
nukleus (donor) dari sel somatik.
8
Penelitian membuktikan bahwa sel
telur akan berfungsi terbaik bila ianya dalam anfertilisasi, sebab hal ini akan
mempermudah penerimaan nukleus donor seperti dirinya sendiri. Di dalam telur,
inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan membelah serta
berkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya ditransfer ke dalam uterus
induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik,
suatu replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah
terbentuk blastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan proses bayi tabung
yang tehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekologi.
2)
TEHNIK ROSLIN
Kloning domba Dolly merupakan
peristiwa penting dalam sejarah kloning. Tidak saja hal tersebut membangkitkan
antusias terhadap kloning, melainkan juga hal tersebut membuktikan bahwa
kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui bahwa
suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu hewan yang komplit. Bila
terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen yang sederhana maka kedua keadaan
tersebut kemungkinan bersifat menetap.
Hal tersebut di atas bukanlah suatu
kasus yang menyusul setelah penemuan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell tentang
suatu metode yang mana mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel
donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan
berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio.
Bagaimanapun juga sel donor harus berjuang untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau
stadium sel GO, atau stadium sel dorman.
Pertama, suatu sel (sel donor)
diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset)
untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti
membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh
hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang
sama. Tahap ini hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti pada kasus
Polly, karena perubahan tersebut dapat diteliti untuk memastikan bahwa mereka
telah dipengaruhi.
9
Jika embrio ini dapat bertahan, ia
dibiarkan tumbuh selama sekitar enam hari, diinkubasi di dalam oviduk domba.
Ternyata sel yang diletakkan di dalam oviduk lebih awal, di dalam
pertumbuhannya lebih mampu bertahan dibandingkan dengan yang diinkubasi di
dalam laboratorium. Akhirnya embrio tadi ditempatkan ke dalam uterus betina
penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung
hasil cloning tadi hingga ianya siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi
kekeliruan, suatu duplikat yang persis sama dari donor akan lahir.
Domba yang baru lahir tersebut
memiliki semua karakteristik yang sama dengan domba yang lahir secara alamiah.
Dan telah diamati bila ada efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi
terhadap kanker atau penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan
bertahap kepada DNA, dikemudian hari juga terjadi pada Dolly atau hewan lainnya
yang dikloning dengan metode ini.
3). TEHNIK HONOLULU
Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan
dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga
generasi tikus kloning yang secara genetik identik.Tehnik ini diakreditasi atas
nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Tikus
telah sejak lama diketahui merupakan mamalia yang tersulit untuk dikloning, ini
merujuk pada bahwa segera setelah suatu sel telur tikus mengalami fertilisasi
ia akan segera membelah. Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya
membutuhkan beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel
telur untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan
keuntungan tersebut ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan kloning
dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi (3 kloning dari sekitar
seratus yang dilakukan) dibandingkan Ian Wilmut (satu dari 277).
Wakayama melakukan pendekatan
terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan Wilmut.
Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa untuk memasuki
ke stadia GO. Wakayama awalnya menggunakan tiga tipe sel yakni, sel Sertoli,
sel otak dan sel kumulus. Sel Sertoli dan sel otak keduanya tinggal dalam
stadia GO secara alamiah dan sel kumulus hampir selalu hadir pada stadia G0
ataupun G1.
10
Sel telur tikus yang tidak dibuahi
digunakan sebagai resipien dari inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur
memiliki inti donor yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor diambil dari
sel-sel dalam hitungan menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak
seperti pada proses yang digunakan untuk melahirkan Dolly, tanpa in vitro atau
di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut.
Setelah satu jam sel-sel telah menerima nucleus-nukleus yang baru. Setelah
penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian ditempatkan pada suatu kultur
kimia untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut tumbuh, sebagaimana layaknya
fertilisasi secara alamiah.
Pada suatu kultur dengan suatu
substansi (cytochalasin B) yang menghentikan pembentukan suatu polar body, sel
kedua yang secara alami terbentuk sebelum fertilisasi. Polar body akan menjadi
setengah dari sel gen, mempersiapkan sel lainnya untuk menerima gen-gen dari
sperma.
Setelah penyatuan, sel-sel
berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-embrio ini kemudian ditransplantasikan
kepada induk betina donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di sana
sampai siap untuk di lahirkan.
F.
Prosedur
Pengkloningan
Dalam
melakukan teknik kloning ini, ada beberapa prosedur yangdijelaskan secara
sederhana sebagai berikut:
1. Mempersiapkan sel stem yaitu
suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia
yang akan dikloning.
2. Sel stem diambil inti selnya
yang mengandung informasi genetik kemudian inti selnya dipisahkan dari sel.
3. Inti sel dari sel stem
diimplantasikan ke sel telur.
4. Sel telur dipicu supaya terjadi
pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah, pada hari kedua terbentuk sel
embryo.
5. Sel embryo yang terus membelah
ini disebut blastosit, mulai memisahkan diri pada hari kelima dan siap
diimplantasikan ke dalam rahim.
11
6. Embryo tumbuh dalam rahim
menjadi bayi yang mempunyai kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
G.
Manfaat
dan Dampak Kloning
Teknologi kloning diharapkan dapat
memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara
keuntungan terapeutik dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut:
1. Untuk Pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan ilmu biologi,
khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
2. Kloning dapat menyediakan sarana
budidaya tanaman yang lebih kuat dan lebih tahan terhadap penyakit, sambil
menghasilkan produk lebih. Hal yang sama bisa terjadi pada ternak serta di mana
penyakit seperti penyakit kaki dan ulut bisa menjadi eradicated. Kloning karena
itu bisa secara efektif memecahkan masalah pangan dunia dan meminimalkan atau
mungkin kelaparan.
3. Kloning manusia memungkinkan
banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.
4. Organ manusia dapat dikloning
secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel
organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
5. Sel-sel dapat dikloning dan
diregenerasi untuk menggantikan jaringanjaringan tubuh yang rusak, misalnya
urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti
jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil
kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia
hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jualbeli
embrio dan sel-sel hasil kloning.
6. Teknologi kloning memungkinkan
para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian,
teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada
sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa
yang kita pelajari darikloning.
12
7. Teknologi kloning memungkinkan
dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan
teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker,
menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung,
atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan
dan bedah kecantikan.
Kloning akan memiliki dampak
burukbagi kehidupan, antara lain:
1. Merusak peradaban manusia.
2. Memperlakukan manusia sebagai
objek.
3. Jika kloning dilakukan manusia
seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal.
Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil
kloning.
4. Kloning akan menimbulkan
perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning
biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang
tertentu.
H.
Kelebihan
dan Kelemahan Kloning
Adapun Kelebihan dan Kelemahan dari
Kloning ini yaitu:
1.Kloning pada tanaman dan hewan
adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, mening katkan
produktivitasnya.
2. Mencari obat alami bagi banyak
penyakit manusia-terutama penyakit-penyakit kronis-guna menggantikan
obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan
manusia.
3. Untuk memperoleh hormone
pertumbuhan, insulin, interferon, vaksin, terapi gen dan diagnosis penyakit
genetik.
4. Upaya konservasi pada hewan atau
tumbuhan langka
13
Kelemahan kloning antara lain:
1. Kloning pada manusia akan
menghilangkan nasab.
2. Kloning pada perempuan saja
tidak akan mempunyai ayah.
3. Menyulitkan pelaksanaan
hukum-hukum syara’. Seperti, hukum pernikahan, nasab, nafkah, waris, hubungan
kemahraman, hubun gan ‘ashabah, dan lainlain.
4. Resiko kesehatan pada hewan yang
dikloning.
5. Menurunkan tingkat
keanekaragaman
14
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Kloning adalah suatu usaha untuk
menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual atau dengan arti
lain, membuat fotokopi atau pengadaan dari suatu mahluk hidup dengan cara
aseksual.
2.
Jenis- jenis Kloning
a. Kloning
tingkat DNA
b. Kloning
untuk upaya terapi
c. Kloning
untuk Reproduksi
3.
Macam-macam Kloning
a. Kloning
Pada Tumbuhan
b. Kloning
Pada hewan
c. Kloning
Pada Manusia
4.
Teknik-teknik Kloning
a.
Transfer Nukleus
b.
Tehnik Roslin
c.
Tehnik Honolulu
5. Manfaat dan Dampak Kloning
a.
Untuk Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
b.
Kloning dapat
menyediakan sarana budidaya tanaman yang lebih kuat dan lebih tahan terhadap
penyakit, sambil menghasilkan produk lebih.
c. Kloning
manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.
d.
Organ manusia dapat
dikloning secara selektif
e.
Sel-sel dapat dikloning
dan diregenerasi untuk menggantikan jaringanjaringan tubuh yang rusak, misalnya
urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa
f.
Teknologi kloning
memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel.
g.
Teknologi kloning
memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan.
15
Daftar
Pustaka
Aziz,
Mushofa, Imam Musbikhin. 2001. Kloning
Manusia Abad XXI. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Jenie, Umar A.
1996.Perkembangan Ilmu Teknologi Rekayasa
Genetika. Yogyakarta: Mimeo
12http://sains.kompas.com/read/2008/01/18/11035732/Ilmuwan.AS.Kloning.Embrio.
Manusia. dilihat pada tanggal 13 September 2016
Solchan,S.1992.”PerkembanganIlmuPengetahuandanTeknologiSertaRekayasaTeknikGenetikadalamPerspektifIslam” .Yogyakarta:Mimeo