Jumat, 21 Oktober 2016

KLONING SEL DAN INDIVIDU



MAKALAH DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI
“KLONING SEL DAN INDIVIDU ”



KELOMPOK  :
1.      EMA RATNA FURI                                            (A1C414025)
2.      NATALIA MAGDALENA                                (A1C414022)
3.      TYANITA SEPTRIMA                                       (A1C414027)

DOSEN PENGAMPU :
Dra. MUSWITA, M.Si






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah “Dasar-dasar Bioteknologi” dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini penulis sampaikan informasi mengenai materi “Kloning Sel dan Individu ” dengan menggunakan literatur dari buku dan internet.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,  untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.    Dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Bioteknologi
2.    Teman-teman prodi pendidikan biologi
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang kurikulum secara umum. Akhir kata semoga makalah  ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Jambi,  15 September 2016

                    Penulis









i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR ..........................................................................   i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB  I
1.1.         Latar Belakang................................................................................. 1
1.2.         Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3.         Tujuan............................................................................................. 3
BAB II
2.1            PengertianKloning........................................................................... 3
2.2             Sejarah Kloning.............................................................................. 3
2.3            Jenis-jenis Kloning........................................................................... 6
2.4             Macam-macam Kloning.................................................................. 6
2.5             Teknik-teknik Kloning.................................................................... 8
2.6             Prosedur Pengkloningan .............................................................. 11
2.7            Manfaat dan Dampak Kloning...................................................... 12
2.8            Kelebihan dan Kekurangan Kloning ............................................. 14
BAB III
3.1    Kesimpulan.................................................................................... 15







ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup baik itu bakteri, fungi, virus, dan lain-lain  maupun produk dari makhluk hidup enzim, alkohol dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Pada zaman sekarang ini perkembangan Bioteknologi tidak hanya semata – mata pada bidang ilmu biologi saja melainkan juga perkembangan pada bidang – bidang ilmu murni dan terapan lain seperti biokimia, computer, genetika, biologi molekuler, maupun mikrobiologi. Penerapan bioteknologi dalam kehidupan sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Beberapa penerapan dalam bidang teknologi yang sudah banyak dilakukan misalnya bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin.
Pada zaman sekarang, di Negara – Negara maju dan berkembang bioteknologi berkembang dengan sangat pesat. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan. Selain itu Hal – hal yang mendorong perkembangan bioteknologi ini adalah untuk meningkatkan mutu baik itu dalam bidang pangan, medis, maupun bidang kehidupan lainnya. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Salah satu penerapan bidang bioteknologi yang sering dibicarakan orang yaitu Kloning.  Dimana dengan dilakukannya kloning ini maka akan bermanfaat bagi kehidupan manusia baik itu dalam bidang pengobatan maupun yang lainnya.
1

1.2 Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud Kloning sel ?
2.        Bagaimana Sejarah Kloning sel ?
3.        Apa saja Jenis-jenis Kloning ?
4.        Apa saja Macam-macam Kloning sel ?
5.        Apa saja Teknik Kloning sel ?
6.        Bagaimana Prosedur Kloning sel ?
7.        Apa saja Manfaat dan Dampak Kloning sel ?
8.        Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Kloning sel ?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian Kloning sel
2.      Untuk mengetahuiSejarah Kloning sel
3.      Untuk mengetahuiJenis-jenis Kloning
4.      Untuk mengetahuiMacam-macam Kloning sel
5.      Untuk mengetahuiTeknik Kloning sel
6.      Untuk mengetahuiProsedur Kloning sel
7.      Untuk mengetahuiManfaat dan Dampak Kloning sel
8.      Untuk mengetahuiKelebihan dan Kekurangan Kloning sel










2
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kloning
Kloning berasal dari bahasa Inggris” cloning” yang berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual atau dengan arti lain, membuat fotokopi atau pengadaan dari suatu mahluk hidup dengan cara aseksual. (Aziz, 2011: 16) Klon juga mempunyai arti menggandakan atau memperbanyak. Istilah Clone asal mulanya muncul dengan arti memperbanyak DNA pada bakteri. Para ilmuwan memperluas pengertian tersebut menjadi setiap individu yang darinya dapat dihasilkan individu baru tanpa melalaui perkawinan meski satu saja disebut juga dengan mengklon. Pada prinsipnya mengklon individu baru ialah mengganti inti telur dengan inti sel definitif, lalu merangsang telur itu agar tumbuh, inti telur tersebut mengandung separuh kromosom sel definitif yang disebut haploid. Sel haploid tidak dapat tumbuh menjadi embrio dengan sendirinya sehingga inti sel telur harus diganti dengan inti sel yang berasal dari embrio yang sudah mengalami pembuahan yang kromosomnya lengkap. Gabungan inti telur dengan inti sperma disebut diploid.
B.       Sejarah Kloning
Penelitian kloning pertama berhasil pada tahun 1952 oleh Robert Briggs dan Thomas King, yang berupa kloning dari sel cebong. Telur kodok A yang telah dibuahi dikeluarkan intinya lalu diganti dengan sel telur kodok B yang berada pada fase embrio. Hasilnya menjadi kodok baru yang mempunyai sifat seperti kodok B.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1962, pengklonan pada kodok dilakukan lagi oleh John Gurdon. Ia berhasil merekayasa kloning yang dibuat dari sel-sel cebong yang lebih tua dari yang dilakukan oleh Robert Briggs dan Thomas King.
Pada tahun 1978, Baby Laouse lahir melalui pembuahan bayi tabung, yang merupakan karya Dr Patrick Steptoe dan R. G Edwards dari Inggris. Ahli kandungan inilah yang mempelopori teknik bayi tabung. Bayi tabung ini tidak hanya dikenal di luar negeri saja, tetapi di Indonesia pun telah banyak diterapkan.
3
Transfer embrio manusia dari ibu satu ke ibu yang lain berlangsung pertama kalinya pada tahun 1983, kemudian disusul dengan keberhasilannya lagi pada tahun 1986. Inseminasi buatan pada manusia dilakukan oleh Mary Beth Whitehead dengan mengandung Baby M hingga lahir, Ia berusaha membesarkan Baby walaupun gagal di tengah jalan.
Pada tahun 1993, Dr Jerry Hall berhasil mengkloning embrio manusia dengan teknik pembelahan (embrio splitting technique) walaupun akhirnya semua klon tersebut rusak. Empat tahun kemudian tepatnya tanggal 23 Februari 1997 Dr Ian Wilmuth dari Scotlands Rouselin Institute berhasil mengkloning mamalia pertama dengan kelahiran domba dolly yang menggunakan teknik ahli inti sel somatik atau somatic sel nuclear transfer (SCNT), setelah melakukan percobaan 227 kali. Untuk menghasilkan dolly, Ian Wilmut dan rekan kerjanya mengambil sel kambing (kelenjar susu) anak domba bernama “Finn Dorset”. Sel domba  tersebut kemudian ditempatkan pada cawan petri berisi nutrisi berkonsentrasi sangat rendah. Karena kelaparan, sel berhenti membela dan gen (sementara) berada dalam keadaan “tertidur” atau dalam bahasa ilmiah sel dalam fase “GO”, mirip dengan keadaan inti sel sperma bergabung dengan inti sel telur seusai pembuahan. Sedang sel telur mandul (dimandulkan) diambil dari domba “Scottish Blackface”. Intinya (berikut DNA) dibuang, sehingga menjadi sel telur kosong dan siap diproduksi menjadi embrio. Sebagai gantinya dimasukkan sel donor berisi DNA atau sel kambing dalam fase GO- yang berasal dari domba Finn Dorset. Setelah difusikan kedalam cawan tabung reaksi, kemudian dalam tabung kedua sel berdekatan satu sama lain dan bereaksi dengan memberikan kejutan listrik lemah. Kejutan listrik tersebut selain menghasilkan fungsi juga merangsang sel untuk membelah. Setelah enam hari embrio domba kloning terbentuk. Embrio yang dihasilkan kemudian ditanam dalam rahim domba Scottish Blackface yang lain. Setelah masa gestasi, domba Blackface melahirkan kembaran (kloning) domba Finn Dorset. Pada tahun yang sama lembu kloning pertama kali juga lahir yang diberi nama gene.
Para peneliti di Universitas Hawai yang dipimpin oleh Dr Teruhiko Wakayama pada tahun 1998 berhasil melakukan kloning tikus hingga tiga generasi, dengan memakai teknik mikro injection yang tingkat keberhasilannya 3%.

4
Pada tahun 2000 Professor Gerard Schatten dari Amerika berhasil membuat kera kloning yang diberi nama tetra. Awal April 2001, sebagaimana diberitakan oleh harian umum Kompas pada tanggal 9 April 2001, dr. Saverino Anitori dari Italia mengumumkan bahwa seorang perempuan tengah mengandung bayi hasil kloning yang usia kehamilannya telah mencapai 8 minggu, indikasi keberhasilan kloning tinggal menunggu waktu. Bila sebelumnya ilmuwan melakukannya dengan meletakkan embrio di tabung percobaan, Zavos langsung menaruhnya di rahim manusia. Jum'at, 24 April 2009, Dokter Kloning Berhasil Lahirkan Kembali Gadis yang Tewas Tabrakan di LONDON- Dokter di pusat kesuburan Amerika Serikat mengklaim telah berhasil mengkloning 14 embrio manusia dan mentransfer 11 di antaranya ke rahim empat perempuan kemarin. Pengakuan mencengangkan itu disampaikan Dr. Panayiotis Zavos dalam sebuah wawancara yang diterbitkan kemarin.
Kloning Sel
Kloning sel adalah teknik untuk menghasilkan salinan makhluk hidup dengan menggunakan bahan genetis dari sel makhluk itu sendiri. 1997 Dr Ian Wilmut dan rekannya dari Institute Roslin di Edinburgh, Inggris, mengklon domba dari sel epitel ambing (sel payudara) seekor domba lainnya.Wilmut pertama mengambil sel epitel ambing seekor domba jenis Finn Dorset berumur enam tahun yang sedang hamil. Kemudian sel ambing itu dikultur dalam cawan petri dengan sumber makanan yang terbatas. Karena kelaparan sel itu berhenti berkembang atau mematikan aktivitas gennya.Sementara itu mereka juga mengambil sel telur yang belum dibuahi dari seekor domba betina jenis Blackface. Inti sel telur yang bisa membelah menjadi domba dewasa setelah dibuahi itu kemudian diambil, sekarang sel telur itu kosong, hanya berisi organela dan plasma sel saja. Selanjutnya dua sel itu didekatkan satu dengan lainya. Kejutan aliran listrik membuat kedua sel itu bergabung seperti dua gelembung sabun. Kejutan aliran listrik kedua meniru energi alami yang muncul ketika telur dibuahi oleh sperma, sehingga sel telur dengan inti baru itu merasa telah dibuahi. Kejutan aliran listrik itu telah mengubah sel telur dengan inti baru itu seakan-akan menjadi sel embrio. Kurang lebih enam hari kemudian, sel embrio bohongan itu disuntikkan ke dalam rahim seekor domba betina Blackface lainnya yang kemudian mengandung.
5
Setelah mengandung selama 148 hari induk domba titipan ini melahirkan Dolly, seekor domba lucu seberat 6,6 kilogram yang secara genetis persis dengan domba jenis Finn Dorset pemilik inti sel kambing.
C.  JENIS-JENIS KLONING
Dikenal 3 jenis kloning biologi :
1. Kloning tingkat DNA
Kloning dilakukan terhadap untaian DNA untuk mendapatkan untaian DNA yang identik, yang kemudian menggunakan plasmid bakteri menghasilkan molekul dengan sifat genetik yang sama untuk kepentingan pembuatan monoklonal, antibody untuk keperluan diagnostik,pembuatan vaksin dsb.
2. Kloning untuk upaya terapi
Kloning ditujukan untuk menghasilkan sitem cell (sel punca).Sitem cell ini di”panen” dari kloning yang menghasilkan embrio manusia, namun tidak dikembangkan menjadi mahluk baru.
3. Kloning untuk Reproduksi
Merupakan hal yang sangat menggelitik bagipara ilmuwan untuk “menciptakan” machluk menggunakan teknologi kloning.Sel telur matang yang dibuang inti selnya, ke dalamnya kemudian disuntikkan inti sel somatik,sehingga sel yang kemudian terbentuk diupayakan untuk tumbuh kembang menghasilkan mahluk baru. Hal ini serupa dengan reproduksi vegetatif, tanpa melalui proses pembuahan sel telur oleh benih laki-laki.
D. MACAM-MACAM KLONING
1. Kloning Pada Tumbuhan
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
6
Ada dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang pertama adalah teori bahwa sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut. Yang kedua adalah teori totipotensi sel atau Total Genetic Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki potensi genetik mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.
2. Kloning Pada hewan
Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satu sel yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis sama baik dari segi sifat dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA. Di alam, sebenernya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa jenis organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur juga merupakan apa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi sekarang ini, bukan mustahil untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning pada hewan. Pertama kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasil selama bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada saat mereka berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak dewasa. Namun demikian, kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa.Kemudian, dengan menggunakan nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian terhadap kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah mencapai hidup yang panjang.
Kloning pertama yang berhasil diujicobakan dan bisa bereproduksiadalah seekor domba yang dinamakan Dolly. Dolly ditemukan oleh IanWilmut dan kawan-kawanya di Skotlandia pada tahun 1997. Tapi tidaksama dengan uji coba kloning sebelumnya yang menggunakan sel embrio,kloning dolly menggunakan sel dari domba dewasa. Karena sel dombadewasa ini dianggap sudah tua, maka, dolly pun jadi berumur pendek,walau tidak sependek hewan lain hasil kloningan dengan menggunakan selembrio.

7
Sekarang ini, para ilmuwan sudah sukses mengkloning banyak hewan seperti tikus, kucing, kuda, babi, anjing, rusa, dan sebagainya dari sel embrio maupun sel non-embrio, tergantung dari tujuan pengkloningan tersebut. Jika, diharapkan hewan hasil kloning yang bisa bereproduksi, maka digunakanlah sel non-embrio, sedangkan jika diharapkan hewan kloning yang tidak harus bisa bereproduksi, maka digunakan sel embrio. Proses kloning hewan melalui tahap berikut, yaitu mengekstrak nukleus DNA dari suatu sel embrio kemudian ditanamkan dalam sel telur yang sebelumnya intinya sudah dihilangkan. Kadang-kadang proses ini distimulasi oleh manusia menggunakan alat dan bahan-bahan kimia. Sel telur yang sudah dibuahi ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh sel hewan inangnya dan membentuk sifat yang identik. Beberapa ilmuwan menjadikan hewan hasil kloningan yang tidak bisa bereproduksi sebagai bahan pangan. Namun baru-baru ini, diberitakan bahwa hewan hasil kloning, tidak layak untuk dikonsumsi sebagai makanan manusia walau belum ada bukti pasti mengenai hal tersebut. Penelitian lebih lanjut mengenai hal ini masih terus dilakukan.
3. Kloning Pada Manusia
Proses kloning pada manusia, sebenarnya tidak memiliki banyak perbedaan dengan bayi tabung atau in vitro fertilization. Dalam proses ini, sperma sang suami dicampur ke dalam telur sang istri dengan proses in vitro di dalam tabung kaca. Setelah sperma tumbuh menjadi embrio, embrio tersebut ditanamkan kembali ke dalam tubuh si ibu, atau perempuan lain yang menjadi ’ibu tumpang’. Bayi yang lahir secara biologis merupakan anak suami-istri tadi, walaupun dilahirkan dari rahim perempuan lain.

E. TEKNIK KLONING
1)    TRANSFER NUKLEUS
Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor dan suatu oosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya. Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi tadi kemudian dimasukkan nukleus (donor) dari sel somatik.
8
Penelitian membuktikan bahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila ianya dalam anfertilisasi, sebab hal ini akan mempermudah penerimaan nukleus donor seperti dirinya sendiri. Di dalam telur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan membelah serta berkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya ditransfer ke dalam uterus induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik, suatu replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah terbentuk blastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan proses bayi tabung yang tehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekologi.
2) TEHNIK ROSLIN
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Tidak saja hal tersebut membangkitkan antusias terhadap kloning, melainkan juga hal tersebut membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu hewan yang komplit. Bila terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen yang sederhana maka kedua keadaan tersebut kemungkinan bersifat menetap.
Hal tersebut di atas bukanlah suatu kasus yang menyusul setelah penemuan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell tentang suatu metode yang mana mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus berjuang untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel GO, atau stadium sel dorman.
Pertama, suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang sama. Tahap ini hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti pada kasus Polly, karena perubahan tersebut dapat diteliti untuk memastikan bahwa mereka telah dipengaruhi.

9
Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Ternyata sel yang diletakkan di dalam oviduk lebih awal, di dalam pertumbuhannya lebih mampu bertahan dibandingkan dengan yang diinkubasi di dalam laboratorium. Akhirnya embrio tadi ditempatkan ke dalam uterus betina penerima (surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil cloning tadi hingga ianya siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi kekeliruan, suatu duplikat yang persis sama dari donor akan lahir.
Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik yang sama dengan domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap kanker atau penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan bertahap kepada DNA, dikemudian hari juga terjadi pada Dolly atau hewan lainnya yang dikloning dengan metode ini.
3).  TEHNIK HONOLULU
Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik.Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari Universitas Hawai. Tikus telah sejak lama diketahui merupakan mamalia yang tersulit untuk dikloning, ini merujuk pada bahwa segera setelah suatu sel telur tikus mengalami fertilisasi ia akan segera membelah. Domba digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebut ternyata Wakayama dan Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi (3 kloning dari sekitar seratus yang dilakukan) dibandingkan Ian Wilmut (satu dari 277).
Wakayama melakukan pendekatan terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda dibandingkan Wilmut. Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa untuk memasuki ke stadia GO. Wakayama awalnya menggunakan tiga tipe sel yakni, sel Sertoli, sel otak dan sel kumulus. Sel Sertoli dan sel otak keduanya tinggal dalam stadia GO secara alamiah dan sel kumulus hampir selalu hadir pada stadia G0 ataupun G1.
10
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai resipien dari inti donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam hitungan menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti pada proses yang digunakan untuk melahirkan Dolly, tanpa in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut. Setelah satu jam sel-sel telah menerima nucleus-nukleus yang baru. Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian ditempatkan pada suatu kultur kimia untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut tumbuh, sebagaimana layaknya fertilisasi secara alamiah.
Pada suatu kultur dengan suatu substansi (cytochalasin B) yang menghentikan pembentukan suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum fertilisasi. Polar body akan menjadi setengah dari sel gen, mempersiapkan sel lainnya untuk menerima gen-gen dari sperma.
Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-embrio ini kemudian ditransplantasikan kepada induk betina donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk di lahirkan.
F.   Prosedur Pengkloningan
Dalam melakukan teknik kloning ini, ada beberapa prosedur yangdijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
1. Mempersiapkan sel stem yaitu suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang akan dikloning.
2. Sel stem diambil inti selnya yang mengandung informasi genetik kemudian inti selnya dipisahkan dari sel.
3. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
4. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah, pada hari kedua terbentuk sel embryo.
5. Sel embryo yang terus membelah ini disebut blastosit, mulai memisahkan diri pada hari kelima dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
11
6. Embryo tumbuh dalam rahim menjadi bayi yang mempunyai kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
G. Manfaat dan Dampak Kloning
Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut:
1. Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan ilmu biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
2. Kloning dapat menyediakan sarana budidaya tanaman yang lebih kuat dan lebih tahan terhadap penyakit, sambil menghasilkan produk lebih. Hal yang sama bisa terjadi pada ternak serta di mana penyakit seperti penyakit kaki dan ulut bisa menjadi eradicated. Kloning karena itu bisa secara efektif memecahkan masalah pangan dunia dan meminimalkan atau mungkin kelaparan.
3. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.
4. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
5. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringanjaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jualbeli embrio dan sel-sel hasil kloning.
6. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari darikloning.
12
7. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.

Kloning akan memiliki dampak burukbagi kehidupan, antara lain:
1. Merusak peradaban manusia.
2. Memperlakukan manusia sebagai objek.
3. Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
4. Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu.
H.  Kelebihan dan Kelemahan Kloning
Adapun Kelebihan dan Kelemahan dari Kloning ini yaitu:
1.Kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, mening katkan produktivitasnya.
2. Mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia-terutama penyakit-penyakit kronis-guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
3. Untuk memperoleh hormone pertumbuhan, insulin, interferon, vaksin, terapi gen dan diagnosis penyakit genetik.
4. Upaya konservasi pada hewan atau tumbuhan langka

13
Kelemahan kloning antara lain:
1. Kloning pada manusia akan menghilangkan nasab.
2. Kloning pada perempuan saja tidak akan mempunyai ayah.
3. Menyulitkan pelaksanaan hukum-hukum syara’. Seperti, hukum pernikahan, nasab, nafkah, waris, hubungan kemahraman, hubun gan ‘ashabah, dan lainlain.
4. Resiko kesehatan pada hewan yang dikloning.
5. Menurunkan tingkat keanekaragaman















14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kloning adalah suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual atau dengan arti lain, membuat fotokopi atau pengadaan dari suatu mahluk hidup dengan cara aseksual.
2.  Jenis- jenis Kloning
a.    Kloning tingkat DNA
b.    Kloning untuk upaya terapi
c.    Kloning untuk Reproduksi
3. Macam-macam Kloning
a.       Kloning Pada Tumbuhan
b.      Kloning Pada hewan
c.       Kloning Pada Manusia
4. Teknik-teknik Kloning
a.          Transfer Nukleus
b.         Tehnik Roslin
c.          Tehnik Honolulu
5. Manfaat dan Dampak Kloning 
a.       Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
b.      Kloning dapat menyediakan sarana budidaya tanaman yang lebih kuat dan lebih tahan terhadap penyakit, sambil menghasilkan produk lebih.
c.       Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.
d.      Organ manusia dapat dikloning secara selektif
e.      Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringanjaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa
f.        Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel.
g.       Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan.

15
Daftar Pustaka
Aziz, Mushofa, Imam Musbikhin. 2001. Kloning Manusia Abad XXI. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Jenie, Umar A. 1996.Perkembangan Ilmu Teknologi Rekayasa Genetika. Yogyakarta: Mimeo
12http://sains.kompas.com/read/2008/01/18/11035732/Ilmuwan.AS.Kloning.Embrio. Manusia. dilihat pada tanggal 13 September 2016
Solchan,S.1992.”PerkembanganIlmuPengetahuandanTeknologiSertaRekayasaTeknikGenetikadalamPerspektifIslam .Yogyakarta:Mimeo