Jumat, 21 Oktober 2016

SISTEM PENCERNAAN



MAKALAH FISIOLOGI HEWAN
MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN



Dosen Pengampu :
Dr.Dra.Asni Johari, M.Si
Kelompok 7
1.      Endah Kartika Sari (A1C414032)
2.  Gustiana (A1C414041)
3.    Mona Septiani (A1C414026)
4.    Septian Harmi Lestari (A1C414029)
5.    Tiara Putri Utami (A1C414009)
PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat dan hidayah serta izin-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah fisiologi hewan mengenai “Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan”.
            Makalah ini membahas tentang apa itu makanan dan bagaimana sistem pencernaan khususnya pada hewan. Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunannya. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya.
              Walaupun demikian, kami berharap penulisan makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca umumnya, sehingga dapat melengkapi khasanah ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang dengan cepat. 
                                                                                                



Jambi,   10 Februari 2016

Penyusun





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BaB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sel dan Teori Sel................................................................ 2
B. Macam-Macam Sel............................................................................... 3
C. Struktur Membran Sel........................................................................... 5
D. Fungsi Membran Sel............................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan.......................................................................................... 17
B.  Saran.................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... iii










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic, seperti planton ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang tidak bisa membuat makanannya sendiri(heterotof) seperti manusia dan hewan.
            Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan pemakan daging(karnivora), dan hewan pemakan daging dan tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya.
            Dalam makalah ini akan di bahas mengenai makanan dan sistem pencernan makanan pada hewan, fungsi pencernaan, macam-macam pencernaan, dan membahas mengenai arti atau definisi dari pencernaan itu sendiri. Mengapa hal tersebut perlu untuk di bahas dan diketahui? Karena hal tesebut sangatlah dekat dengan lingkungan kita bahkan diri kita sendiri
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut.

C.    Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut.




BAB II
               PEMBAHASAN

A. Makanan
              Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi (Boy:2010).  Menurut Villee (1988:138), menyatakan bahwa makanan adalah senyawa organic yang digunakan dalam sintesis biomolekul baru dan sebagai bahan bakar dalam produksi energy sel. Sebagian besar makanan terdiri atas asam lemak, gliserol, gula, dan asam amino. Makanan dapat juga di artikan suatu zat yang dapat di cerna oleh tubuh suatu mahluk hidup, sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Makanan atau zat makanan adalah sama untuk semua organisme baik hewan maupun tumbuhan. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, setiap organisme berbeda-beda, yaitu secara autotrof yang mencakup semua tumbuhan hijau, algae, bebrapa protozoa, dan beberapa bacteria, yang mensintsis makanan dari senyawa organic. Kemudian secara heterotrof yaitu dengan mendapatkan makanan dari sel atau produk organic dari organisme lain. Dalam hal ini manusia memakan tumbuhan dan hewan.
              Pada hewan untuk mempertahankan kondisi homeotasis,maka hewan tersebut memerlukan energi dalam jumlah yang cukup.Energi yang dibutuhkan hewan dapat dicukupi dari makanan.Akan tetapi, makanan yang masuk ke tubuh hewan seringkali masih dalam ukuran yang terlalu besar dan sangat kompleks sehingga energi yang terkandung di dalamnya tidak dapat langsung digunakan.Hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan energi yang terkandung di dalamnya.
1. Fungsi Makanan
              Menurut Wulangi (1993 : 88), makanan adalah substansi yang dimasukan ke dalam tubuh dengan tujuan:
a.       Menyediakan bahan yang penting untuk pembentukan protoplasma baru atau mengganti protoplasma yang rusak
b.      Menyediakan energi yang sangat penting untuk bermacam-macam aktivitas tubuh seperti kontraksi otot, sekresi kelenjar, sintesis macam-macam substansi, absorbsi makanan di saluran pencernaan makanan, reabsorbsi substans/zat ditubuli ginjal, pertumbuhan dan reproduksi
c.       Menyediakan substansi esensial untuk pengaturan fungsi sel, alat tubuh atau secara keseluruhan.
2. Cara Hewan Memperoleh Makanan
            Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat, lipid, dan protein sebagai sumber energi untuk menyelenggarakan berbagai aktivitasnya.Nmaun, kemampuannya untuk menyintesis senyawa organik sangat terbatas.Oleh karena itu, hewan berusaha memenuhi semua kebutuhannya dari tumbuhan dan hewan lain.Organisme yang demikian dinamakan organisme heterotrof.
            Ada juga hewan yang dapat menyintesis sendiri berbagai senyawa organik esensial, contohnya Euglena.Meskipun demikian, Euglena juga memerlukan vitamin (faktor pertumbuhan) yang tidak dapat disintesis sendiri sehingga organisme tersebut tetap memerlukan senyawa organik dari sumber lain.Berdasarkan alasan tersebut, Euglena disebut organisme mesotrof.
            Cara makan dan jenis makanan hewan sangat bervariasi, tergantung pada susunan alat yang dimiliki serta kemampuannya untuk mempersiapkan makanan agar dapat diserap.Hewan primitif yang belum memiliki alat pencernaan makanan khusus seperti protozoa, parasit (endoparasit), dan cacing pita memerlukan makanan berupa zat organik terlarut.Hewan-hewan tersebut mengambil makanan melalui penyerapan atau pinositosis.”Alat pencernaan makanan” yang dimiliki biasanya berupa vakuola makanan.
            Hewan yang hidup menetap seperti hidra dan Koelenterata mendapatkan makanan dengan cara menjerat (trapping method).Alat yang penting untuk mendukung metode tersebut adalah knidoblas atau nematosit, yang biasanya dilengkapi dengan racun untuk menjerat mangsanya.
            Beberapa hewan aktif seperti burung petrel, burung flamingo, ikan hering, kopepoda, dan ikan hiu balen mencari makanan dengan cara menyaring (filter feeding).Menyaring untuk memperoleh makanan juga dilakukan oleh hewan yang menetap seperti Bivalvia.Filter feeder tidak memilih makanannya sehingga disebeut non selective feeder.Hewan seperti ini tanggap terhadap senyawa kimia atang rangsangan tertentu.Mekanisme menyaring dapat diaktifkan atau dihentikan, tergantung pada kondisi yang ada, mereka anggap bebahaya atau tidak.
            Hewan yang lain mungkin mampu memilih makanan yang diperlukan sehingga mereka disebut selective feeder.Pada umunya, hewan semacam ini mendapatkan makanan dengan cara menangkap atau memangsa.Annelida, Echinodermata, dan Hemikordata akan menyerap bahan yang diperlukannya dan membuang bahan yang tidak diperlukan.Selanjutnya, bahan makanan yang terkumpul akan dihancurkan secara mekanik, apabila hewan yang memiliki organ pencernaanya.Apabila organ pencernaan mekanik tidak dimiliki, bahan makanan tersebut langsung dicerna secara kimia.Organ/sistem pencernaan hewan melaksanakan empat macam fungsi, yaitu:
1.   Memasukkan makanan ke dalam tubuh (ingesti)
2.   Mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sederhana (pencernaan)
3.   Menyerap hasil pencernaan serta membawanya kedalam darah (penyerapan)
4.   Mengeluakan sisa makanan yang tidak dicerna dan terserap oleh tubuh (ekskresi)

Metode untuk Memperoleh Makanan yang Digunakan oleh Berbagai Macam Hewan, Dikelompokkan Berdasarkan Sifat Makananya

TIPE MAKANAN
METODE MAKANAN
HEWAN YANG MENGGUNAKAN METODE TERSEBUT
Partikel kecil
Pembentukkan vakuola makanan.
Menggunakan silia.
Membentuk lendir penjerat
Menggunakan tentakel
Menggunakan serta, menyaring

Amoeba dan Radiolaria,

Spons,Bivalvia,Kecebong
Ciliata Gastropoda,Tunikata

Mentimun laut

Krustasea kecil (contohnya Daphnia), ikan hering, ikan hiu balen, burung flamingo, dan burung petrel.
Partikel/massa makanan besar
Menelan massa inaktif
Mengerat, mengunyah, melubangi
Menangkap dan menelan mangsa
Cacing tanah (detritus feeder)
Landak laut, siput, insekta,vetebrata
Koelenterata, ikan, burung, kelelawar
Cairan atau jaringan lunak
Mengisap getah tumbuhan,nektar
Mengisap darah
Mengisap susu atau sekret mrip susu
Pencernan eksternal
Penyerapan melalui permukaan tubuh

Aphidae, lebah, dan burung pengisap nektar
Lintah, insekta,kelelawar
Mamalia muda, burung muda
Laba-laba
Parasit, cacing pita
Bahan organik terlarut
Mengambil makanan dari cairan
Invertebrata akuatik
Nutrien hasil simbiosis
Kerja dari alga simbiotik intraseluler
Paramecium, spons, bintang karang, hidra, cacing pipih, dan remis.



B. Pencernaan Makanan
            Tujuan pencernaan makanan adalah mengubah substansi makanan menjadi suatu bentuk yang ukurannya kecil dan larut dalam air sehingga dengan mudah menembus dinding usus dan dapat segera digunakan oleh sel untuk sintesis sel-sel baru dan menghilangkan kemungkina adanya sifat anti genik dari substansi makanan terutama protein.
            Penggunaan makanan untuk keperluan berbagai macam aktifitas tubuh termasuk untuk pemeliharaan pertumbuhan dan pelepasan energi kimia, diperlukan suatu tahap dimana hewan harus mencerna dulu makanan tersebut. Pencernaan merupakn proses kimia yang rumit dimana enzim yang khusus diperlukan untuk mengkatalisasi pencernaan molekul substansi makanan menjadi senyawa kimia yang sederhana dan berukuran kecil sehingga dapat dengan cara menembus dinding usus menuju dinding darah (Wulangi, 1993: 96).
            Setelah mendapatkan makanan, hewan harus mencernanya dengan baik agar sari-sarinya dapat diserap oleh sel-sel tubuh. Pada protozoa, proses pencernaan terjadi dalam vakuola makanan. Mula-mula, lisosom menyekresikan enzim pencernaan ke dalam vakuola makanan.Enzim tersebut menyebabkan suasana vakuola berubah menjadi asam sehingga bahan makanan tercerna. Selanjutnya, terjadi pemisahan berbagai garam kalsium. Hal ini akan menciptakan suasana lingkungan dengan pH yang tepat bagi berbagai enzim untuk befungsi secara optimal. Dalam keadaan seperti itu, bahan makanan akan disederhanakan sehingga dapat diserap oleh sitoplasma. Berakhirnya proses pencernaan ditandai dengan adanya perubahan keadaan lingkungan dalam vakuola menjadi netral. Bahan makanan yang tidak dicerna dikelurka  melalui proses eksositosis.
            Invertebrata tingkat rendah tidak mempunyai organ pencernaan khusus. Pencernaan makanan terjadi secara intraseluler, yakni didalam sel khusus. Porifera (hewan berpori) tidak mempunyai rongga pencernaan, tetapi mempunyai sel khusus yang disebut Khoanosit
            Alat pencernaan pada Koelenterata berupa gastrovaskuler, yaitu ruang yang berfungsi untuk proses pencernaan sekaligus untuk sirkulasi. Beberapa spesies cacing pipih yang hidup bebas sudah mempunyai mulut, tetapi tidak mempu nyai rongga pencernaa. Pada hewa tersebut, makanan dicerna oleh sel jaringan di dekat mulut, yang belum terorganisasi secara baik.
            Pada hewan tingkat tinggi, makanan dicerna dalam saluran khusus yang pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Jadi, pencernaan makanan pada hewan ini berlangsung didalam organ gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersususn atas berbagai organ yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan makanan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan, dan penyerapan nutrien, serta daerah penyerapan air dan ekskresi.

Daerah Penerimaan
            Daerah untuk menerima makanan adalah mulut.Mulut biasanya dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai substansi seperti amilase, toksin, dan antikoagulan. Esofagus juga dikelompokkan sebagai daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik.

Daerah Penyimpanan
            Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal dan lambung.Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan, yang memiliki fungsi utama sebagai tempat menyimpan makanan. Empedal merupakan kantong berotot yng berperan dalam pencernaan mekanik. Organ ini dapat ditemukan pada vertebrata maupun invertebrata. Pada Arthopoda, empedal dapat menggerus dan menyaring makanan yang berukuran tertentu. Pada burung, pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi di empedal dilakukan oleh kontraksi otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya.
            Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim, yaitu makanan yang telah dicerna sebagian. Lambung juga berfungsi untuk mencena protein dengan menyekresikan enzim protease dan asam lambung. Pada sejumlah herbivora, misalnya lembu dan domba, lambung telah dikhususkan untuk mencerna selulosa. Hewan seperti ini dikenal dengan nama ruminansia. Dalam mencerna selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang hidup pada rumen dan retikulum di lambunganya.
            Selama makan, ruminanasia mengunyah rerumputan dan bebijian secara singkat, lalu menelannya hingga makanan masuk ke rumen.Dalam rumen terjadi pencernaaan makanan secara biologis oleh adanya aksi bakteri.Sealanjutnya, makanan akan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah bahan makanan tersebut menjadi gumpalan yang siap dimuntahkan lagi untuk dikunyah kedua kalinya.Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan lagi.

Daerah Pencernaan dan Penyerapan
            Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan sari makanan berlangsung didalam usus.Di usus, makanan dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim dan diubah menjadi berbagai komponen penyusunnya agar dapat diserap dan digunakan secara optimal oleh hewan.Secara garis besar, enzim pencernaan pada hewan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu enzim pemecah karbohidrat, pemecah lemak, dan pemecah protein.Berikut membahas proses pencernaan karbohidrat, lipid, dan protein.
1.                  Pencernaan Karbohidrat
            Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah karbohidrase.Di dalam mulut, karbohidrat dalam makanan akan dicerna secara mekanik (dengan bantuan gigi) dan secara enzimatik (oleh enzim ptialin/amilase ludah).Selain mengadung enzim amilase, air ludah juga berperan penting untuk membasahkan makanan sehingga mudah ditelan.
            Amilase ludah menguraikan karbohidrat dengan cara memutus ikatan -1,4 glikosidik pada pati dan glikogen sehinga dihasilkan campuran maltosa, glukosa, dan oligosakarida.Enzim amilase juga disekresikan oleh pankreas.Enzim lain yang penting ialah disakarase, yang akan memecah disakarida seperti maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa.Pada invertebrata, amilase disekresikan oleh kelenjar ludah atau jaringan kelenjar pada usus (usus tengah).
2.                  Pencernaan Protein
            Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease.Potease disekresikan dalam bentuk inaktif, yang dapat segera teraktifkan.Penyimpanan protease dalam bentuk inaktif sangat penting untuk menghindari terjadinya self digestion (mencerna sel/jaringannya sendiri).Apabila dalam lambung terdapt protein, sel dinding lambung akan menghasilkan gastrin, yaitu senyawa kimia yang merangsang lambung untuk mengeluarkan HCL dari sel parietal, dan pepsinogen dari sel kepala.Selanjutnya, enzim pemecah protein akan menguraikan protein dengan cara memutuskan ikatan peptida pada protein sehingga dihasilkan asam amino.Enzim pemecah protein dapat dibedakan menjadi dua, yaitu endopeptidase dan eksopeptidase.
            Endopeptidase bertanggungjawab untuk memecah ikatan peptida spesifik pada bagian tengah rantai protein.Kelompok enzim ini terdiri atas pepsin, tripsin, dan kimotripsin.Eksopeptidase berfungsi untuk memutuskan ikatan peptida dibagian ujung rantai polipeptida, baik di ujung yang mengandung gugus amino maupun dekat ujung yang mengandung gugus karboksil.
3.                  Pencernaan Lipid
            Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus.Pencernaan ini terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung, dan lipase pankreas.Lipase akan mnghidrolisis lipid dan trigliserida menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak bebas.Lipase pankreas lebih mudah bereaksi dengan trigliserida berantai panjang.Pencernaan lemak dipermudah oleh adanya garam empedu, yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan mengemulsikan tetes lemak berukuran besar menjadi butiran yang lebih kecil.

1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
            Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit. System pencernaan secara intrasululer merupkan system pencernaaan yang terjadi secara aman di dalam suatu kompratemen yang terbungkus oleh membran dimana vakuola makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang mengadung enzim hidrolitik sehingga makanan tercampur dengan enzim. Sedangkan pencernaan secara ektraseluler adalah perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam kopartemen yang berhubungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian tubuh luar.

a. Annelida
Hewan dari phylum Annelida yaitu Cacing tanah (Lumbriscus terretris). Pada cacing tanah sistem pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela, intestinum, dan anus.
 












            Cacing tanah merupakan organisme perombak yang mampu mengubah sampah dan butiran tanah menjadikan tanah subur. Organ pencernaan pada cacing tanah terdiri dari mulut, faring, kerongkongan, tembolok, empedal, usus, dan anus.Makanan dan butiran tanah masuk ke mulut menuju faring. Makanan dan faring melalui kerongkongan akan dibasahi lendir kemudian masuk ke tembolok sebagai penyimapanan sementara. Tembolok makanan masuk empedal dan terjadi pencernaan secara mekanik. Selanjutnya masuk ke usus untuk diserap sari-sari makanannya akhirnya sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
Skema sistem pencernaan cacing tanah :
                   1                         2                  3                      4                         5
makanan ——prostomium——mulut——–faring——esofagus——-tembolok
     6                        7                              8                                          9              10
———lambung otot —–usus halus ———pembuluh darah—-anus—–castings

Proses pencernaan cacing tanah:
1. Makanan diambil oleh prostomium.
2. Kemudian dimasukkan ke dalam mulut.
3. Selanjutnya diteruskan ke faring.
4. Dari Faring, makanan masuk ke esophagus.
5. Dilanjutkan ke tembolok. Di tembolok makanan disimpan untuk sementara.
6. Makanan setelah disimpan sementara dilanjutkan ke lambung otot. Di dalam lambung otot, makanan dihancurkan oleh gerakan otot lambung. Biasanya cacing tanah memakan pasir atau benda kecil lainnya dengan tujuan untuk membantu menghancurkan makanan dalam lambung
7. Makanan yang telah halus masuk ke dalam usus halus. Di dalam usus halus makanan dipecahkan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana sehingga dapat dipakai oleh tubuh. Aktivitas penghancur makanan menjadi zat makanan sederhana tadi dilakukan oleh enzim-enzim tertentu. Aktivitas bakteri dan protozoa yang masuk bersama-sama makanan.
8.  Zat makanan kemudian diabsorbsi oleh dinding usus halus.
9.  Kemudian masuk ke dalam pembuluh darah.
10. Lewat pembuluh darah zat makanan diedarkan ke seluruh tubuh.
11. Sisa-sisa makanan yang tidak tercerna keluar bersama-sama kotoran lainnya dalam bentuk kotoran cacing tanah atau casting, casting keluar lewat  anus/ dubur.

b. Porifera
            Makanan masuk ketubuh porifera melalui pori pori, makanan kemudian dicerna secara intrasel oleh sel koanosit seperti usus hingga menjadi sederhana, baru setelah itu produk pencernaan itu diedarkan keseluruh sel-sel tubuhnya oleh sel amoeboid. Sel amoeboid ini bergerak di lapisan tengah yang berisi getah gelatin (ruang mesoglea) membawa hasil pencernaan koanosit ke seluruh sel tubuh.   
            Pencernaan makananan pada porifera adalah intraseluler, intraseluler merupakan pencernaan makanan yang terjadi di tingkat sel / didalam sel. Proses tersebut diawali dari masuknya air melalui pori – pori tubuh porifera (ostium), selanjutnya air akan masuk kedalam tubuh bersamaan dengan plankton dan bakteri yang menjadi sumber makanannya. Melalui mikrofili yang terdapat pada sel koanosit lapisan endodermis porifera, plankton dan bakteri akan tersaring. Sel amoeboid memiliki tugas untuk mengedarkan hasil ‘tangkapan’ tersebut keseluruh tubuh porifera. Air – air yang masuk bersamaan dengan makanan akan kembali dibuang melalui lubang yang berada di pusta tubuhnya yaitu oskulum.

c. Molusca
1. Kelas Amphineura (contoh: Chiton sp)
            Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut – usus halus(intestinum) – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.

2. Kelas Gastropoda( contoh: Achatina fulica(bekicot))
           


            Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, anus. Saluran pencernaan berbentuk U. Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi dengan lendir dari kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.

3. Kelas Chepalopoda (contoh: Nautilus sp, dan cumi-cumi)
            Organ pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan berturut-turut menuju faring, esofagus,lambung, usus halus, dan berakhir di anus. Di faring terdapat radula dan hati.

4. Kelas Pelecypoda (contoh: kerang air tawar Pecten sp)
            Makanan masuk bersama air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek menghubungkan mulut dengan lambung, makanan kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus.

c. Echinodermata
 








Sistem pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi ada beberapa spesies yang tidak mempunyai anus.

1. Kelas Asteroidea (bintang laut)
            Saluran pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang sangat pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantung yang berperan sebagai lambung. Lambung terdiri dari dua bagian, bagian muka (kardiak) berukuran lebih besar daripada bagian belakang (pilorus), dalam proses pencernaan,lambung mengeluarkan sekresi mukosa. Dari pilorus muncul saluran ke masing-masing lengan. Lengan bercabang-cabang menjadi dua yang disebut caeca hepatis (warnanya hijau) atau disebut juga sakus pilorus; di sini dilakukan sekresi enzim untuk mencerna tubuh lunak moluska mangsanya. Di atas lambung terdapat usus, berupa saluran pendek yang terbuka pada daerah anus. Bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa dan enzim, sedangkan bahan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Cairan dala selom mengandung zat makanan yang diedarkan oleh silia ke seluruh tubuh.
2. Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
            Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantung. Hewan ini tidak memiliki anus. Di sekeliling mulut tedapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Bahan makanan yang tidak tercerna dibuang keluar melalui mulut.
3. Kelas Echinoidea (landak laut, bulu babi)
            Sistem pencernaan berupa saluran panjang dan melingkar dalam cangkang. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, terletak di daerah oral kemudian kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan bersilia. Mulut berukuran besar dikelilingi oleh 5 rangka samping yang ada dalam cangkang. Saluran sifon menghubungkan kerongkongan dengan usus. Saluran pencernaan berikutnya adalah lambung yang diperluas oleh kantung-kantung dan berakhir di rektum. Anus terletak di daerah permukaan aboral, yaitu di pusat tubuh di antara lempeng kapur yangn mengandung 2,4 sampai 5 lubang genital. Beberapa Echinoidea memiliki mulut dan anus di bagian pinggir tubuhnya, tetapi ada pula yang mulutnya terletak di tengah.
4. Kelas Holothuroidea (teripang/ timun laut)
            Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang di atas rongga tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke lambung. Dari lambung saluran pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan dengan kloaka. Saluran pencernaan berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.
2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata

a.  Sistem Pencernaan Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh cavum oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur.
Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
a). Rongga mulut
            Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris, makanan akan melalui pharinx.
b). Esophagus
            Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.
c). Ventrikulus (lambung)
Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Bagian muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, eripsin dan protein.
Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. 
d. Intestinum (usus halus)
Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan diserap.  Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi: duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus halus mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
e. Usus tebal (besar)
Berakhir pada rektum dan menuju kloaka
f. Kloaka
            merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pankreas yang memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus.
            Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran pankreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

b. Sistem Pencernaan Reptil
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar  pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar  pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati. a). Rongga Mulut
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dens (gigi-gigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kearah cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dens palatine.  Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah dan khusus pada ular berbisa tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mengalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua atau bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada reptile yang masih hidup di air misalnya  buaya bagian belakang dari lingua terdapat satu lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga cavum oris terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan itu membuka mulut pada waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air.
Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relatif kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya. Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.

b. Kerongkongan (esophagus)
                                merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
c. Lambung (ventrikulus)
                        yang terdiri atas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak kecil yaitu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
d. Intestinum
terdiri dari usus halus dan usus besar yang bermuara pada anus. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian   diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pankreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pankreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.

c. Sistem Pencernaan Aves
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar → Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Fungsi Organ Pencernaan Pada Aves:
·           Paruh : Mengambil makanan.
·           Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok
·           Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
·           Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
·           Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
·           Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
·           Pankreas : Menghasilkan enzim.
·           Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler
darah
·           pada dinding usus halus.
·           Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
·           Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
·           Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
·           Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu : Pencernaan usus,Saluran uretra dari    ginjal,Saluran kelamin.

Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.
Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.

d.  Sistem Pencernaan Pisces
                        Adapun sistem pencernaan pada pisces adalah :       
a). Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b). Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c). Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d). Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e). Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
f). Usus  ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
g). Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
h). Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
i). Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.

e. Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem Pencernaan Pada Manusia meliput :


a). Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:
·    Gigi (dens)
·    Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:
1.      sebagai indera pengecap/perasa
2.      mengaduk makanan di dalam rongga mulut
3.      membantu proses penelanan
4.      membantu membersihkan mulut
5.      membantu bersuara/berbicara
·    Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah
b). Esofagus atau kerongkongan
            Esofagus adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
c). Lambung
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardiaks, fundus dan pilorus. Kardiaks adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis, dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
                 Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet (goblet cell), sel parietal (parietal cell), dan sel chief (chief cell). Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung (Hydrochloric acid) yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzin pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
d). Usus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
·      Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.

Di bagian ini terdapat beberapa enzim yang sangat di butuhkan dalam proses pencernaan, antara lain :
1. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;
2. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.
3. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;
4. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
5. Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
6. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
7. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
8. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
·           Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
e).  Usus penyerapan (ileum)
adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, )duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m.
f). Anus
Proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.
Glandula digestoria (kelenjar pencernaaan) :
·         Glandula salivarae kelenjar ludah
·         Glandula mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan intestinum (terutama intestinum tenue)
·         Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar berwarna kecoklat-coklatan terletak di sebaelah kanan dibawah diafragma, terbagi atas beberapa lobi. Dari tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang mengeluarkan sekresi ke vesica vellea (kantong empedu). Dari sini akan keluar ductus cysticus yang selanjutnya akan bertemu dengan ductus pancreaticus bersama membentuk ductus cholidocus yang bermuara di bagian cranial duodenum.
·         Pancreas : kelenjar ini terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari duodenum berwarna merah muda, bersaluran yang disebut ductus pancreaticus yang akhirnya bersatu dengan ductus cysticus membentuk ductus cholidocus. Saluran yang terakhir itu akan menuangkan sekresinya ke duodenum. Kecuali itu pada pancreas terdapat sel yang disebut insulae langerhensi (island of langerheng) menghasilkan sekresi (hormone) berupa insulin yang berlangsung masuk pembuluh darah.

Pencernaan pada Hewan Ruminansia
Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua langkah:
a). Dengan menelan bahan mentah
b). Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang ( monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang ( poligastrik ), atau secara umum bisa dikatakan berperut banyak
            Perbedaan antara hewan ruminansia dengan mamalia lainnya Terlihat pada susunan dan fungsi gigi serta lambung.
Hal ini berkaitan dengan jenis makanannya.
a). Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti papan pencuci. Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg dimakan.
b). Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.
c). Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema

Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia lainnya, karena makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan.
Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu :
a). Rumen atau perut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)
b). Retikulum (perut jala)
c). Omasum (perut kitab)
d). Abomasum (perut masam). contoh hewan ruminansia adalah sapi, dll.

Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
a). Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli rumput.
b).   Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
c).   Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
d). Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen (fermentor), Retikulum, Omasum dan Abomasum ( Lambung yang sebenarnya sehingga terjadi pencernaan enzimatis).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Makanan dari kerongkongan akan masuk ke rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.




1 komentar:

  1. Coin Casino: Free Spins No Deposit & Withdrawal Codes
    › casino-free › casino-free Welcome to Coin Casino Free Spins No Deposit gioco digitale Codes, we are here to give you our list of the best casino free 코인카지노 spins casinos! william hill

    BalasHapus