MAKALAH
FISIOLOGI HEWAN
MAKANAN DAN SISTEM
PENCERNAAN MAKANAN
Dosen Pengampu :
Dr.Dra.Asni Johari, M.Si
Kelompok 7
1. Endah Kartika Sari (A1C414032)
2. Gustiana (A1C414041)
3.
Mona
Septiani (A1C414026)
4.
Septian
Harmi Lestari (A1C414029)
5.
Tiara
Putri Utami (A1C414009)
PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat dan hidayah serta izin-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah fisiologi hewan mengenai “Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan”.
Makalah ini membahas tentang apa itu
makanan dan bagaimana sistem pencernaan khususnya pada hewan. Kami menyadari
walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, makalah ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam
penyusunannya. Oleh karna itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya.
Walaupun
demikian, kami berharap penulisan makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya
dan para pembaca umumnya, sehingga dapat melengkapi khasanah ilmu pengetahuan
yang senantiasa berkembang dengan cepat.
Jambi, 10 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR
ISI
.......................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang......................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................
1
C. Tujuan...................................................................................................
1
BaB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sel dan Teori Sel................................................................
2
B. Macam-Macam
Sel...............................................................................
3
C. Struktur
Membran Sel...........................................................................
5
D.
Fungsi Membran Sel............................................................................
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 17
B. Saran.................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system pencernaan sesuai
denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup untuk tetap bertahan
hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis mahluk hidup
berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic, seperti planton ataupun
unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut makanannya
sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang tidak bisa
membuat makanannya sendiri(heterotof) seperti manusia dan hewan.
Sebagian
besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut
dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan pemakan daging(karnivora), dan
hewan pemakan daging dan tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan
makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya.
Dalam
makalah ini akan di bahas mengenai makanan dan sistem pencernan makanan pada
hewan, fungsi pencernaan, macam-macam pencernaan, dan membahas mengenai arti atau
definisi dari pencernaan itu sendiri. Mengapa hal tersebut perlu untuk di bahas
dan diketahui? Karena hal tesebut sangatlah dekat dengan lingkungan kita bahkan
diri kita sendiri
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut.
C.
Tujuan
Adapun tujuan yang
dapat diuraikan adalah sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makanan
Makanan adalah bahan, yang
biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk
memberikan tenaga dan nutrisi (Boy:2010). Menurut Villee (1988:138), menyatakan bahwa
makanan adalah senyawa organic yang digunakan dalam sintesis biomolekul baru
dan sebagai bahan bakar dalam produksi energy sel. Sebagian besar makanan
terdiri atas asam lemak, gliserol, gula, dan asam amino. Makanan dapat juga di artikan
suatu zat yang dapat di cerna oleh tubuh suatu mahluk hidup, sesuai dengan kebutuhan
tubuhnya. Makanan atau zat makanan adalah sama untuk semua organisme baik hewan
maupun tumbuhan. Berdasarkan cara mendapatkan makanannya, setiap organisme berbeda-beda,
yaitu secara autotrof yang mencakup semua tumbuhan hijau, algae, bebrapa protozoa,
dan beberapa bacteria, yang mensintsis makanan dari senyawa organic. Kemudian secara
heterotrof yaitu dengan mendapatkan makanan dari sel atau produk organic dari organisme
lain. Dalam hal ini manusia memakan tumbuhan dan hewan.
Pada hewan untuk mempertahankan
kondisi homeotasis,maka hewan tersebut memerlukan energi dalam jumlah yang
cukup.Energi yang dibutuhkan hewan dapat dicukupi dari makanan.Akan tetapi,
makanan yang masuk ke tubuh hewan seringkali masih dalam ukuran yang terlalu
besar dan sangat kompleks sehingga energi yang terkandung di dalamnya tidak
dapat langsung digunakan.Hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk
dapat memanfaatkan energi yang terkandung di dalamnya.
1.
Fungsi Makanan
Menurut Wulangi (1993 : 88),
makanan adalah substansi yang dimasukan ke dalam tubuh dengan tujuan:
a. Menyediakan
bahan yang penting untuk pembentukan protoplasma baru atau mengganti
protoplasma yang rusak
b. Menyediakan
energi yang sangat penting untuk bermacam-macam aktivitas tubuh seperti
kontraksi otot, sekresi kelenjar, sintesis macam-macam substansi, absorbsi
makanan di saluran pencernaan makanan, reabsorbsi substans/zat ditubuli ginjal,
pertumbuhan dan reproduksi
c. Menyediakan
substansi esensial untuk pengaturan fungsi sel, alat tubuh atau secara
keseluruhan.
2.
Cara Hewan Memperoleh Makanan
Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat,
lipid, dan protein sebagai sumber energi untuk menyelenggarakan berbagai
aktivitasnya.Nmaun, kemampuannya untuk menyintesis senyawa organik sangat
terbatas.Oleh karena itu, hewan berusaha memenuhi semua kebutuhannya dari
tumbuhan dan hewan lain.Organisme yang demikian dinamakan organisme heterotrof.
Ada juga hewan yang dapat menyintesis sendiri berbagai
senyawa organik esensial, contohnya Euglena.Meskipun demikian, Euglena juga
memerlukan vitamin (faktor pertumbuhan) yang tidak dapat disintesis sendiri
sehingga organisme tersebut tetap memerlukan senyawa organik dari sumber
lain.Berdasarkan alasan tersebut, Euglena disebut organisme mesotrof.
Cara makan dan jenis makanan hewan sangat bervariasi,
tergantung pada susunan alat yang dimiliki serta kemampuannya untuk
mempersiapkan makanan agar dapat diserap.Hewan primitif yang belum memiliki
alat pencernaan makanan khusus seperti protozoa, parasit (endoparasit), dan
cacing pita memerlukan makanan berupa zat organik terlarut.Hewan-hewan tersebut
mengambil makanan melalui penyerapan atau pinositosis.”Alat pencernaan makanan”
yang dimiliki biasanya berupa vakuola makanan.
Hewan yang hidup menetap seperti hidra dan Koelenterata
mendapatkan makanan dengan cara menjerat (trapping method).Alat yang penting
untuk mendukung metode tersebut adalah knidoblas atau nematosit, yang biasanya
dilengkapi dengan racun untuk menjerat mangsanya.
Beberapa hewan aktif seperti burung petrel, burung
flamingo, ikan hering, kopepoda, dan ikan hiu balen mencari makanan dengan cara
menyaring (filter feeding).Menyaring untuk memperoleh makanan juga dilakukan
oleh hewan yang menetap seperti Bivalvia.Filter feeder tidak memilih makanannya
sehingga disebeut non selective feeder.Hewan seperti ini tanggap terhadap
senyawa kimia atang rangsangan tertentu.Mekanisme menyaring dapat diaktifkan
atau dihentikan, tergantung pada kondisi yang ada, mereka anggap bebahaya atau
tidak.
Hewan yang lain mungkin mampu memilih makanan yang
diperlukan sehingga mereka disebut selective feeder.Pada umunya, hewan semacam
ini mendapatkan makanan dengan cara menangkap atau memangsa.Annelida,
Echinodermata, dan Hemikordata akan menyerap bahan yang diperlukannya dan
membuang bahan yang tidak diperlukan.Selanjutnya, bahan makanan yang terkumpul
akan dihancurkan secara mekanik, apabila hewan yang memiliki organ
pencernaanya.Apabila organ pencernaan mekanik tidak dimiliki, bahan makanan tersebut
langsung dicerna secara kimia.Organ/sistem pencernaan hewan melaksanakan empat
macam fungsi, yaitu:
1. Memasukkan
makanan ke dalam tubuh (ingesti)
2. Mengubah
bahan makanan yang kompleks menjadi sederhana (pencernaan)
3. Menyerap
hasil pencernaan serta membawanya kedalam darah (penyerapan)
4. Mengeluakan
sisa makanan yang tidak dicerna dan terserap oleh tubuh (ekskresi)
Metode
untuk Memperoleh Makanan yang Digunakan oleh Berbagai Macam Hewan,
Dikelompokkan Berdasarkan Sifat Makananya
TIPE
MAKANAN
|
METODE
MAKANAN
|
HEWAN
YANG MENGGUNAKAN METODE TERSEBUT
|
Partikel
kecil
|
Pembentukkan
vakuola makanan.
Menggunakan
silia.
Membentuk
lendir penjerat
Menggunakan
tentakel
Menggunakan
serta, menyaring
|
Amoeba
dan Radiolaria,
Spons,Bivalvia,Kecebong
Ciliata
Gastropoda,Tunikata
Mentimun
laut
Krustasea
kecil (contohnya Daphnia), ikan hering, ikan hiu balen, burung flamingo, dan
burung petrel.
|
Partikel/massa
makanan besar
|
Menelan
massa inaktif
Mengerat,
mengunyah, melubangi
Menangkap
dan menelan mangsa
|
Cacing
tanah (detritus feeder)
Landak
laut, siput, insekta,vetebrata
Koelenterata,
ikan, burung, kelelawar
|
Cairan
atau jaringan lunak
|
Mengisap
getah tumbuhan,nektar
Mengisap
darah
Mengisap
susu atau sekret mrip susu
Pencernan
eksternal
Penyerapan
melalui permukaan tubuh
|
Aphidae,
lebah, dan burung pengisap nektar
Lintah,
insekta,kelelawar
Mamalia
muda, burung muda
Laba-laba
Parasit,
cacing pita
|
Bahan
organik terlarut
|
Mengambil
makanan dari cairan
|
Invertebrata
akuatik
|
Nutrien
hasil simbiosis
|
Kerja
dari alga simbiotik intraseluler
|
Paramecium,
spons, bintang karang, hidra, cacing pipih, dan remis.
|
B.
Pencernaan Makanan
Tujuan pencernaan makanan adalah mengubah substansi
makanan menjadi suatu bentuk yang ukurannya kecil dan larut dalam air sehingga
dengan mudah menembus dinding usus dan dapat segera digunakan oleh sel untuk
sintesis sel-sel baru dan menghilangkan kemungkina adanya sifat anti genik dari
substansi makanan terutama protein.
Penggunaan makanan untuk keperluan berbagai macam
aktifitas tubuh termasuk untuk pemeliharaan pertumbuhan dan pelepasan energi
kimia, diperlukan suatu tahap dimana hewan harus mencerna dulu makanan
tersebut. Pencernaan merupakn proses kimia yang rumit dimana enzim yang khusus
diperlukan untuk mengkatalisasi pencernaan molekul substansi makanan menjadi
senyawa kimia yang sederhana dan berukuran kecil sehingga dapat dengan cara
menembus dinding usus menuju dinding darah (Wulangi, 1993: 96).
Setelah mendapatkan makanan, hewan harus mencernanya
dengan baik agar sari-sarinya dapat diserap oleh sel-sel tubuh. Pada protozoa,
proses pencernaan terjadi dalam vakuola makanan. Mula-mula, lisosom
menyekresikan enzim pencernaan ke dalam vakuola makanan.Enzim tersebut
menyebabkan suasana vakuola berubah menjadi asam sehingga bahan makanan
tercerna. Selanjutnya, terjadi pemisahan berbagai garam kalsium. Hal ini akan
menciptakan suasana lingkungan dengan pH yang tepat bagi berbagai enzim untuk
befungsi secara optimal. Dalam keadaan seperti itu, bahan makanan akan
disederhanakan sehingga dapat diserap oleh sitoplasma. Berakhirnya proses
pencernaan ditandai dengan adanya perubahan keadaan lingkungan dalam vakuola
menjadi netral. Bahan makanan yang tidak dicerna dikelurka melalui proses eksositosis.
Invertebrata tingkat rendah tidak mempunyai organ
pencernaan khusus. Pencernaan makanan terjadi secara intraseluler, yakni
didalam sel khusus. Porifera (hewan berpori) tidak mempunyai rongga pencernaan,
tetapi mempunyai sel khusus yang disebut Khoanosit
Alat pencernaan pada Koelenterata berupa gastrovaskuler,
yaitu ruang yang berfungsi untuk proses pencernaan sekaligus untuk sirkulasi. Beberapa
spesies cacing pipih yang hidup bebas sudah mempunyai mulut, tetapi tidak mempu nyai rongga pencernaa. Pada
hewa tersebut, makanan dicerna oleh sel jaringan di dekat mulut, yang belum
terorganisasi secara baik.
Pada hewan tingkat tinggi, makanan dicerna dalam saluran
khusus yang pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Jadi, pencernaan makanan
pada hewan ini berlangsung didalam organ gastrointestinal (secara
ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersususn atas berbagai organ yang
secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan
makanan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan, dan penyerapan nutrien, serta
daerah penyerapan air dan ekskresi.
Daerah
Penerimaan
Daerah
untuk menerima makanan adalah mulut.Mulut biasanya dilengkapi dengan gigi dan
kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah
terkandung berbagai substansi seperti amilase, toksin, dan antikoagulan. Esofagus
juga dikelompokkan sebagai daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas
membawa makanan dari mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik.
Daerah
Penyimpanan
Daerah
penyimpanan makanan terdiri atas empedal dan lambung.Organ tersebut merupakan
pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan, yang memiliki fungsi
utama sebagai tempat menyimpan makanan. Empedal merupakan kantong berotot yng
berperan dalam pencernaan mekanik. Organ ini dapat ditemukan pada vertebrata
maupun invertebrata. Pada Arthopoda, empedal dapat menggerus dan menyaring
makanan yang berukuran tertentu. Pada burung, pencernaan makanan secara mekanik
yang terjadi di empedal dilakukan oleh kontraksi otot empedal, dibantu oleh
kerikil yang ditelannya.
Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim, yaitu
makanan yang telah dicerna sebagian. Lambung juga berfungsi untuk mencena
protein dengan menyekresikan enzim protease dan asam lambung. Pada sejumlah
herbivora, misalnya lembu dan domba, lambung telah dikhususkan untuk mencerna
selulosa. Hewan seperti ini dikenal dengan nama ruminansia. Dalam mencerna
selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang hidup pada
rumen dan retikulum di lambunganya.
Selama makan, ruminanasia mengunyah rerumputan dan
bebijian secara singkat, lalu menelannya hingga makanan masuk ke rumen.Dalam
rumen terjadi pencernaaan makanan secara biologis oleh adanya aksi
bakteri.Sealanjutnya, makanan akan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah
bahan makanan tersebut menjadi gumpalan yang siap dimuntahkan lagi untuk
dikunyah kedua kalinya.Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan
lagi.
Daerah
Pencernaan dan Penyerapan
Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan
sari makanan berlangsung didalam usus.Di usus, makanan dicerna lebih lanjut
dengan bantuan enzim dan diubah menjadi berbagai komponen penyusunnya agar
dapat diserap dan digunakan secara optimal oleh hewan.Secara garis besar, enzim
pencernaan pada hewan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu enzim pemecah
karbohidrat, pemecah lemak, dan pemecah protein.Berikut membahas proses
pencernaan karbohidrat, lipid, dan protein.
1.
Pencernaan Karbohidrat
Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat
ialah karbohidrase.Di dalam mulut, karbohidrat dalam makanan akan dicerna
secara mekanik (dengan bantuan gigi) dan secara enzimatik (oleh enzim
ptialin/amilase ludah).Selain mengadung enzim amilase, air ludah juga berperan
penting untuk membasahkan makanan sehingga mudah ditelan.
Amilase ludah menguraikan karbohidrat dengan cara memutus
ikatan -1,4 glikosidik pada pati dan glikogen sehinga dihasilkan campuran
maltosa, glukosa, dan oligosakarida.Enzim amilase juga disekresikan oleh
pankreas.Enzim lain yang penting ialah disakarase, yang akan memecah disakarida
seperti maltosa, laktosa, dan sukrosa menjadi glukosa, galaktosa, dan
fruktosa.Pada invertebrata, amilase disekresikan oleh kelenjar ludah atau
jaringan kelenjar pada usus (usus tengah).
2.
Pencernaan Protein
Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah
protease.Potease disekresikan dalam bentuk inaktif, yang dapat segera
teraktifkan.Penyimpanan protease dalam bentuk inaktif sangat penting untuk
menghindari terjadinya self digestion (mencerna sel/jaringannya
sendiri).Apabila dalam lambung terdapt protein, sel dinding lambung akan
menghasilkan gastrin, yaitu senyawa kimia yang merangsang lambung untuk
mengeluarkan HCL dari sel parietal, dan pepsinogen dari sel kepala.Selanjutnya,
enzim pemecah protein akan menguraikan protein dengan cara memutuskan ikatan
peptida pada protein sehingga dihasilkan asam amino.Enzim pemecah protein dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu endopeptidase dan eksopeptidase.
Endopeptidase bertanggungjawab untuk memecah ikatan
peptida spesifik pada bagian tengah rantai protein.Kelompok enzim ini terdiri
atas pepsin, tripsin, dan kimotripsin.Eksopeptidase berfungsi untuk memutuskan
ikatan peptida dibagian ujung rantai polipeptida, baik di ujung yang mengandung
gugus amino maupun dekat ujung yang mengandung gugus karboksil.
3.
Pencernaan Lipid
Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan
sampai di usus.Pencernaan ini terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase
lambung, dan lipase pankreas.Lipase akan mnghidrolisis lipid dan trigliserida
menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak bebas.Lipase
pankreas lebih mudah bereaksi dengan trigliserida berantai panjang.Pencernaan
lemak dipermudah oleh adanya garam empedu, yang mampu menurunkan tegangan
permukaan dan mengemulsikan tetes lemak berukuran besar menjadi butiran yang
lebih kecil.
1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem
pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti
pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat
khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan
rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing
pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus.
pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit. System
pencernaan secara intrasululer merupkan system pencernaaan yang terjadi secara
aman di dalam suatu kompratemen yang terbungkus oleh membran dimana vakuola
makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang mengadung enzim
hidrolitik sehingga makanan tercampur dengan enzim. Sedangkan pencernaan secara
ektraseluler adalah perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler
terjadi di dalam kopartemen yang berhubungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian
tubuh luar.
a. Annelida
Hewan dari phylum Annelida yaitu Cacing tanah
(Lumbriscus terretris). Pada cacing tanah sistem pencernaannya lengkap, yaitu
terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus,tembolok, empela,
intestinum, dan anus.
Cacing
tanah merupakan organisme perombak yang mampu mengubah sampah dan butiran tanah
menjadikan tanah subur. Organ pencernaan pada cacing tanah terdiri dari mulut,
faring, kerongkongan, tembolok, empedal, usus, dan anus.Makanan dan butiran
tanah masuk ke mulut menuju faring. Makanan dan faring melalui kerongkongan
akan dibasahi lendir kemudian masuk ke tembolok sebagai penyimapanan sementara.
Tembolok makanan masuk empedal dan terjadi pencernaan secara mekanik.
Selanjutnya masuk ke usus untuk diserap sari-sari makanannya akhirnya sisa
makanan dikeluarkan melalui anus.
Skema sistem pencernaan cacing tanah :
1 2 3 4 5
makanan
——prostomium——mulut——–faring——esofagus——-tembolok
6 7 8
9 10
———lambung otot —–usus halus ———pembuluh
darah—-anus—–castings
Proses pencernaan cacing tanah:
1. Makanan diambil oleh prostomium.
2. Kemudian dimasukkan ke dalam mulut.
3. Selanjutnya diteruskan ke faring.
4. Dari Faring, makanan masuk ke esophagus.
5. Dilanjutkan ke tembolok. Di tembolok makanan
disimpan untuk sementara.
6. Makanan setelah disimpan sementara dilanjutkan ke
lambung otot. Di dalam lambung otot, makanan dihancurkan oleh gerakan otot
lambung. Biasanya cacing tanah memakan pasir atau benda kecil lainnya dengan
tujuan untuk membantu menghancurkan makanan dalam lambung
7. Makanan yang telah halus masuk ke dalam usus halus.
Di dalam usus halus makanan dipecahkan dari bentuk komplek menjadi bentuk
sederhana sehingga dapat dipakai oleh tubuh. Aktivitas penghancur makanan menjadi
zat makanan sederhana tadi dilakukan oleh enzim-enzim tertentu. Aktivitas
bakteri dan protozoa yang masuk bersama-sama makanan.
8. Zat makanan
kemudian diabsorbsi oleh dinding usus halus.
9. Kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah.
10. Lewat pembuluh darah zat makanan diedarkan ke
seluruh tubuh.
11. Sisa-sisa makanan yang tidak tercerna keluar
bersama-sama kotoran lainnya dalam bentuk kotoran cacing tanah atau casting,
casting keluar lewat anus/ dubur.
b. Porifera
Makanan
masuk ketubuh porifera melalui pori pori, makanan kemudian dicerna secara
intrasel oleh sel koanosit seperti usus hingga menjadi sederhana, baru setelah
itu produk pencernaan itu diedarkan keseluruh sel-sel tubuhnya oleh sel
amoeboid. Sel amoeboid ini bergerak di lapisan tengah yang berisi getah gelatin
(ruang mesoglea) membawa hasil pencernaan koanosit ke seluruh sel tubuh.
Pencernaan
makananan pada porifera adalah intraseluler, intraseluler merupakan pencernaan
makanan yang terjadi di tingkat sel / didalam sel. Proses tersebut diawali dari
masuknya air melalui pori – pori tubuh porifera (ostium), selanjutnya air akan
masuk kedalam tubuh bersamaan dengan plankton dan bakteri yang menjadi sumber
makanannya. Melalui mikrofili yang terdapat pada sel koanosit lapisan
endodermis porifera, plankton dan bakteri akan tersaring. Sel amoeboid memiliki
tugas untuk mengedarkan hasil ‘tangkapan’ tersebut keseluruh tubuh porifera.
Air – air yang masuk bersamaan dengan makanan akan kembali dibuang melalui lubang
yang berada di pusta tubuhnya yaitu oskulum.
c. Molusca
1. Kelas Amphineura (contoh: Chiton sp)
Organ
pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi – faring – perut
– usus halus(intestinum) – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang
berhubungan dengan perut.
2. Kelas Gastropoda( contoh: Achatina fulica(bekicot))
Alat
pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok,
lambung kelenjar, anus. Saluran pencernaan berbentuk U. Makanan dipotong-potong
oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi dengan lendir dari
kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut
menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
3. Kelas Chepalopoda (contoh: Nautilus sp, dan
cumi-cumi)
Organ
pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan
berturut-turut menuju faring, esofagus,lambung, usus halus, dan berakhir di
anus. Di faring terdapat radula dan hati.
4. Kelas Pelecypoda (contoh: kerang air tawar Pecten
sp)
Makanan
masuk bersama air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus
pendek menghubungkan mulut dengan lambung, makanan kemudian diserap di usus dan
sisanya dibuang ke anus.
c. Echinodermata
Sistem pencernaannya
lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi ada beberapa spesies yang tidak mempunyai
anus.
1. Kelas Asteroidea (bintang laut)
Saluran pencernaan dimulai dari
mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang sangat pendek dan selanjutnya
bersambung dengan kantung yang berperan sebagai lambung. Lambung terdiri dari
dua bagian, bagian muka (kardiak) berukuran lebih besar daripada bagian
belakang (pilorus), dalam proses pencernaan,lambung mengeluarkan sekresi
mukosa. Dari pilorus muncul saluran ke masing-masing lengan. Lengan
bercabang-cabang menjadi dua yang disebut caeca hepatis (warnanya hijau) atau
disebut juga sakus pilorus; di sini dilakukan sekresi enzim untuk mencerna
tubuh lunak moluska mangsanya. Di atas lambung terdapat usus, berupa saluran pendek
yang terbuka pada daerah anus. Bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa
dan enzim, sedangkan bahan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Cairan dala selom mengandung zat makanan yang diedarkan oleh silia ke seluruh
tubuh.
2. Kelas Ophiuroidea
(bintang ular)
Alat-alat pencernaan makanan
terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat tubuh
kemudian lambung yang berbentuk kantung. Hewan ini tidak memiliki anus. Di
sekeliling mulut tedapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng kapur. Bahan
makanan yang tidak tercerna dibuang keluar melalui mulut.
3. Kelas Echinoidea
(landak laut, bulu babi)
Sistem pencernaan berupa saluran
panjang dan melingkar dalam cangkang. Saluran pencernaan dimulai dari mulut,
terletak di daerah oral kemudian kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan
bersilia. Mulut berukuran besar dikelilingi oleh 5 rangka samping yang ada
dalam cangkang. Saluran sifon menghubungkan kerongkongan dengan usus. Saluran
pencernaan berikutnya adalah lambung yang diperluas oleh kantung-kantung dan
berakhir di rektum. Anus terletak di daerah permukaan aboral, yaitu di pusat
tubuh di antara lempeng kapur yangn mengandung 2,4 sampai 5 lubang genital.
Beberapa Echinoidea memiliki mulut dan anus di bagian pinggir tubuhnya, tetapi
ada pula yang mulutnya terletak di tengah.
4. Kelas Holothuroidea
(teripang/ timun laut)
Saluran pencernaannya bulat panjang
dengan posisi merentang di atas rongga tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek
merupakan sambungan dari mulut ke lambung. Dari lambung saluran pencernaan
berikutnya adalah usus yang panjang dan berhubungan dengan kloaka. Saluran
pencernaan berakhir dengan sebuah anus di daerah posterior.
2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
a. Sistem Pencernaan
Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan
ikan, diawali oleh cavum oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria
mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang
ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur.
Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
a).
Rongga mulut
Gigi
tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit
disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti.
Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa.
Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat
pada lidah yang berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah
dari cavum oris, makanan akan melalui pharinx.
b). Esophagus
Berupa
saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan sekresi alkalin
(basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang berfungsi sebagai
gudang pencernaan.
c). Ventrikulus (lambung)
Berbentuk kantung yang bila terisi
makanan menjadi lebar. Bagian muka ventriculus yang besar di sebut cardiac,
sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding
otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi
ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator.
Tiap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih
sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas :
pepsin, tripsin, eripsin dan protein.
Disamping itu ventriculus
menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan yang menyebabkan
makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Lambung katak dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju
usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus.
d. Intestinum (usus halus)
Dinding usus mengandung kapiler
darah dan di sisi sari-sari makanan diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus
meliputi: duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Dinding usus halus mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap
sari-sari makanan. Beberapa
penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di
intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep
pyloris.
e. Usus tebal (besar)
Berakhir pada rektum dan menuju kloaka
f.
Kloaka
merupakan muara bersama antara
saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.Kelenjar pencernaan
pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pankreas yang memberikan
sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri.
Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus.
Hati
berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna
kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat
empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang
kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu
kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan
saluran pankreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak. Pankreas berwarna
kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum).
Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
b. Sistem Pencernaan Reptil
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri
atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumnya
reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya
terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati. a). Rongga Mulut
Mulut yang dapat terbuka lebar
memiliki dens (gigi-gigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan
mempertahankan serta mengunyah mangsanya. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas
dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang,
dan gigi pleurodont, bengkok kearah cavum oris. Pada palatum (langit-langit) terdapat
deretan gigi halus yang disebut dens palatine.
Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah dan khusus pada ular berbisa tumbuh gigi yang
dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mengalami 50 kali pergantian. Pada
umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai
penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah
yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua atau
bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada reptile yang masih
hidup di air misalnya buaya bagian
belakang dari lingua terdapat satu lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan
akan menutup sehingga cavum oris terpisah dengan pharynx, oleh karena itu
walaupun hewan itu membuka mulut pada waktu berada di air, paru-parunya tidak
akan dimasuki air.
Pada reptilian pemakan insekta
memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura
lidahnya relatif kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk
pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap
basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya. Pada ular Kelenjar labia
bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang
terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
b. Kerongkongan
(esophagus)
merupakan
saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam
esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
c. Lambung (ventrikulus)
yang
terdiri atas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak kecil yaitu piloris.
Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar
dibelakang esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan.
Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
d. Intestinum
terdiri dari usus halus dan usus
besar yang bermuara pada anus. Dalam usus
halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum
untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pankreas. Empedu
yang dihasilkan oleh hati ditampung di
dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dualobus
yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu
terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung
dan duodenum. Pankreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
c.
Sistem Pencernaan Aves
Sistematis pencernaan makanan pada
burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar → Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar → Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Fungsi
Organ Pencernaan Pada Aves:
·
Paruh : Mengambil makanan.
·
Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok
·
Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
·
Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
·
Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
·
Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
·
Pankreas : Menghasilkan enzim.
·
Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh
kapiler
darah
·
pada dinding usus halus.
·
Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
·
Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
·
Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
·
Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu : Pencernaan
usus,Saluran uretra dari
ginjal,Saluran kelamin.
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi
untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam
rongga mulut lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar
berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar.
Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.
Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena
dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.
Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir
untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.Kemudian, makanan masuk menuju
usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam
usus halus. Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler
darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak
antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan
sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus
(rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
d. Sistem Pencernaan Pisces
Adapun
sistem pencernaan pada pisces adalah :
a). Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah
bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara
total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,
diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang
dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir
berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan
tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di
ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b).
Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang
yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen
faring. Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi,
lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel
permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel
penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping
mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa)
yang berfungsi menyeleksi makanan.
c).
Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama
dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses
penyaringan makanan.
d). Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang
berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan.
Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif
menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada
di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan
rectum (proses osmoregulasi)
e).
Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan
yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan
yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung
makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung
dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara
kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi
untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen
yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena
ukurannya yang mengecil/menyempit.
f).
Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari
saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus.
Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
g).
Rektum
Rektum merupakan segmen saluran
pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus
dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat
dibedakan dengan adanya katup rektum.
h).
Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya
saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki
kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
i). Anus
Anus merupakan ujung dari saluran
pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran
genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya
membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip
dada.
e. Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem
Pencernaan Pada Manusia meliput :
a). Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat
masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan
umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:
· Gigi (dens)
· Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka
pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:
1. sebagai indera
pengecap/perasa
2.
mengaduk makanan di dalam rongga mulut
3.
membantu proses penelanan
4.
membantu membersihkan mulut
5.
membantu bersuara/berbicara
· Ludah (saliva) dihasilkan oleh
kelenjar ludah
b). Esofagus atau kerongkongan
Esofagus
adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus
dengan rongga mulut – pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi,
esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah
otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian
inferior (terutama terdiri dari otot halus).
c).
Lambung
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak
di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana
makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat
dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardiaks, fundus dan pilorus. Kardiaks
adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan . Fundus
adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah,
daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa,
submucosa, muscularis, dan serosa. Mucosa ialah
lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam
lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar
perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung
yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah
arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke
sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon
dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang
membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan
otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga
macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung
diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan
pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk
mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di
lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan,
yaitu sel goblet (goblet cell), sel parietal (parietal cell), dan
sel chief (chief cell). Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus
atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim
pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung
(Hydrochloric acid) yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin.
Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam
lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief
berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzin pepsin dalam bentuk tidak aktif.
Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak
mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan
kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan
selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung.
Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam
lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah
protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein
yang melicinkan makanan. Renin2+ dari susu sehingga dapat
dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat
begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim
khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi
kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan
menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan.
Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam
duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi
(mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang
mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi,
misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan
membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus
belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya
menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus
untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum.
Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal
demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5
jam, lambung kosong kembali.
d).
Usus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu.
Usus
halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
· Usus dua
belas jari
(duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH
usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Di bagian ini terdapat beberapa enzim yang sangat di
butuhkan dalam proses pencernaan, antara lain :
1. Enterokinase, untuk
mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;
2.
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.
3. Laktase, mengubah laktosa
menjadi glukosa;
4. Maltase, berfungsi mengubah
maltosa menjadi glukosa;
5. Disakarase, mengubah disakarida
menjadi monosakarida;
6. Peptidase, mengubah
polipeptida menjadi asam amino;
7. Lipase, mengubah trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak;
8. Sukrase, mengubah sukrosa
menjadi fruktosa dan glukosa.
·
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis
pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan
plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan
secara makroskopis.
e). Usus penyerapan (ileum)
adalah
bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, )duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m.
f). Anus
Proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.
Glandula
digestoria (kelenjar pencernaaan) :
·
Glandula salivarae kelenjar ludah
·
Glandula mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari
ventriculus dan intestinum (terutama intestinum tenue)
·
Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar berwarna
kecoklat-coklatan terletak di sebaelah kanan dibawah diafragma, terbagi atas
beberapa lobi. Dari tiap lobi terdapat ductus hepaticus yang mengeluarkan
sekresi ke vesica vellea (kantong empedu). Dari sini akan keluar ductus
cysticus yang selanjutnya akan bertemu dengan ductus pancreaticus bersama
membentuk ductus cholidocus yang bermuara di bagian cranial duodenum.
·
Pancreas : kelenjar ini terletak antara pars ascendens dan
pars descendens dari duodenum berwarna merah muda, bersaluran yang disebut
ductus pancreaticus yang akhirnya bersatu dengan ductus cysticus membentuk
ductus cholidocus. Saluran yang terakhir itu akan menuangkan sekresinya ke
duodenum. Kecuali itu pada pancreas terdapat sel yang disebut insulae
langerhensi (island of langerheng) menghasilkan sekresi (hormone) berupa
insulin yang berlangsung masuk pembuluh darah.
Pencernaan pada Hewan Ruminansia
Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan
pemakan tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua langkah:
a).
Dengan menelan bahan mentah
b).
Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi. Lambung
hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang ( monogastrik) tetapi lebih dari
satu ruang ( poligastrik ), atau secara umum bisa dikatakan berperut
banyak
Perbedaan antara hewan ruminansia
dengan mamalia lainnya Terlihat pada susunan dan fungsi gigi serta lambung.
Hal
ini berkaitan dengan jenis makanannya.
a).
Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti
papan pencuci. Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding
seltumbuhan yg dimakan.
b).
Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.
c).
Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat
melakukan peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding
mamalia lainnya, karena makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan.
Memiliki
4 ruangan lambung, yaitu :
a).
Rumen atau perut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)
b).
Retikulum (perut jala)
c).
Omasum (perut kitab)
d).
Abomasum (perut masam). contoh hewan ruminansia adalah sapi, dll.
Struktur
khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
a).
Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan
seperli rumput.
b). Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk
datar dan lebar.
c). Rahang dapat bergerak menyamping untuk
menggiling makanan.
d).
Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen (fermentor), Retikulum,
Omasum dan Abomasum ( Lambung yang sebenarnya sehingga terjadi pencernaan
enzimatis).
Pola
sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas
mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat
pencernaan kadang kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Makanan
dari kerongkongan akan masuk ke rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara
bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida,
dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan
jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan
di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar
(disebut bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua
kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada
omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan
bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya
dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh
enzim.
Coin Casino: Free Spins No Deposit & Withdrawal Codes
BalasHapus› casino-free › casino-free Welcome to Coin Casino Free Spins No Deposit gioco digitale Codes, we are here to give you our list of the best casino free 코인카지노 spins casinos! william hill