MAKALAH
STUKTUR
HEWAN
“ Stuktur dan bagian-bagian dalam
sistem peredaran darah pada vertebrata“
Disusun oleh :
Kelompok/shift
: DUA/II
Partner : 1.Rahmat Sugianto
2. Annisa Reza
3. Desya Pradista
4. Ema Ratna Furi
5.Mona Septiani
6. Natalia Magdalena
Dosen :
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2014/2015
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmanirrahim”
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirobbil’alamiin, tiada
kata yang dapat penulis sampaikan selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT,
karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Stuktur dan bagian-bagian dalam system
peredaran darah pada vetebrata.
Dalam penulisan makalah
ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan, namun berkat
bantuan dari berbagai pihak maka segala macam hambatan dapat teratasi. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih, semoga Allah SWT memberikan
balasan atas kebaikan dengan limpahan rahmat-Nya.
Dalam penyusunan makalah ini,tentunya masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna.Untuk itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, Maret 2015
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Struktur
Sistem Peredaran Darah pada Hewan Vertebrata .....………
2.2 Bagian system peredaran darah Hewan Vertebratata
2.3 Sistem peredaran darah pada hewan vertebrata
2.3.1 Peredaran
darah pada pisces
2.3.2 Peredaran darah
pada Aves
2.3.3 Peredaran darah pada
Amfibi
2.3.4 Peredaran darah
pada Reptilia
2.3.5 Peredaran darah
pada Mamalia
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................................. ..
3.2
Saran........................................................................................................... ..
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... .
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Untuk
peradaran darah, hewan-hewan memiliki
system peredaran darah yang
berbeda-beda . system peredaran darah tersebut sangat berperan penting dalam
kelangsungan hidupnya.
Alat peredaran
darah pada hewan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan
tempat hidupnya.
Alat peredaran darah pada hewan bervariasi
antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, Sistem
transportasi pada hewan vertebrata adalah sistem peredaran darah tertutup,
karena darah mengalir di dalam pembuluh darah dan kapiler darah. Pada kapiler
darah terjadi pertukaran zat makanan maupun udara. Sistem peredaran darah
tertutup dapat dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah tunggal dan peredaran
darah ganda.
1.2 Rumusan
masalah
·
Bagaimana stuktur system
peredaran darah hewan vertebrata ?
·
Apa saja Bagian system peredaran darah vertebrata ?
·
Bagaimana stuktur peredaran darah pada pisces ?
·
Bagaimana stuktur peredaran darah pada Aves ?
·
Bagaimana stuktur peredaran darah pada Amfibi ?
·
Bagaimana stuktur peredaran darah pada Reptil ?
·
Bagaimana stuktur peredaran darah pada Mamalia?
1.3
Tujuan
ü
Untuk
mengetahui stuktur peredaran darah hewan vertebrata.
ü
Untuk
mengetahui bagian system peredaran darah vertebrata.
ü
Untuk
mengetahui stuktur peredaran darah pada pisces.
ü
Untuk
mengetahui stuktur peredaran darah pada Aves.
ü
Untuk
mengetahui stuktur peredaran darah pada Amfibi.
ü
Untuk
mengetahui stuktur peredaran darah pada Reptil.
ü
Untuk
mengetahui sruktur peredaran darah pada Mamalia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Sistem Peredaran
Darah pada Hewan Vertebrata
Berdasarkan
jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan
menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran
getah bening).
Berdasarkan cara peredarannya,
sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah
terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah. Sistem
peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada
invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada
invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.
Sistem peredaran darah vertebrata
terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler, dan darah. Jantung adalah pusat
peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot vang kuat memiliki kontraksi vang
ritmik (teratur); biasa kita sebut detak atau denyut. Dengan kekuatan
kontraksinya, jantung mampu mendorong darah meninggalkan jantung. Arteri dan
vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata.
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan disebutkapiler.
Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya eritrosit vertebrata berbentuk oval .dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2,pada sistem pernapasan. Plasma darah berberfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas.
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya, arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan disebutkapiler.
Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali ke jantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya eritrosit vertebrata berbentuk oval .dan berinti. Akan tetapi, eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf dan tidak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikat O2,pada sistem pernapasan. Plasma darah berberfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas.
Pada hewan vertebrata, vena yang membawa
darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke
susunan kapiler yang lain. Bila kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati
(hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika. Pada umumnya vertebrata
tingkat rendah memiliki vena portal renalis (ginjal). Sistem peredaran getah
bening (sistem limfatik) berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian
plasma dari jaringan – jaringan.
2.2 Bagian sistem peredaran darah Hewan Vertebratata
1. Jantung
Jantung merupakan pusat peredaran. Jantung yang
tersusun oleh otot vang kuat memiliki
vang ritmik (teratur); biasa kita sebut detak atau denyut. Dengan
kekuatan kontraksinya, jantung mampu mendorong darah meninggalkan jantung
2. Arteri dan vena
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri (nadi). Selanjutnya,
arteri bercabang-cabang di seluruh bagian tubuh menjadi arteri yang halus dan
disebut kapiler. Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula
(pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih
besar) dan akhirnya kembali ke jantung.
3. Kapiler-kapiler
Tempat
pertukaran darah dan sel jaringan, bercabang-cabang ekstensif untuk membawa
darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel. Kapiler merupakan tempat ideal
untuk pertukaran. Diseluruh tubuh, pertukaran bahan antara darah dan cairan
interstisium disekitarnya dapat berlangsung hanya dengan menembus dinding
kapiler. Darah mengalir lebih lambat di kapiler dibanding di bagian lain system
sirkulasi ini disebabkan oleh percabangan kapiler yang ekstensif.
4. Darah
Darah adalah cairan penopang kehidupan
yang terdiri dari plasma,
sel darah merah
(eritrosit),
sel darah putih
(leukosit),
dan platelet.
Darah beredar melalui jantung, arteri,
vena,
dan kapiler
membawa nutrisi, elektrolit, hormon,
vitamin, antibodi, panas, dan oksigen ke jaringan dan kembali membawa zat
limbah dan karbon dioksida.
2.3
Sistem peredaran darah pada
hewan vertebrata
2.3.1 Peredaran darah pada pisces
Sistem cardiovascular
terdiri atas
a). Jantung
b). Arteri dan arteriolae
c) Kapiler-kapiler
d) venulae dan venae
e) darah
Jantung atau cor terdapat di dalam cavum
pericardii. Ia terdiri atas sinus venosus, atrium, ventriculus, dan bulbus
arteriousus. Dinding sinus venosus, atrium, dan ventriculus ialah kontraktil,
tetapi dinding bulbus arteriosus tidak. Bulbus arteriosus merupakan pangkal
dari aorta ventralis (Radiopoetro, 1996:438).
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari
jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah seeambi
(atrium). Jantung terletak di bawah faring di dalam rongga perikardium, yaitu
bagian dari rongga tubuh yang terletak di anterior (muka). Selain itu, terdapat
organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima
darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung (Pratiwi, 2007:96). Menurut (Pratiwi, 2007:96) darah ikan tampak
pucat dan volumenya relatif sedikit jika dibandingkan dengan vertebrata darat.
Plasma darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih dan
lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran, terdapat di dekat lambung
dan dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh limpa.
Proses sirkulasi pada
pisces
Pada proses peredaran darah, darah dari
seluruh tubuh mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dari berkumpul di
sinus venosus, kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk
ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis,
dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis, oksigen
diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri aferen brakialis dan melalui aorta
dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh darah mengikat
CO2. Dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan dari bagian kepala dan badan
menuju jantung. Beberapa vena yang penting misalnya vena cardinalis anterior,
dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari tubuh melewati hati) dan vena
porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal). Peredaran darah pada
ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah hanya satu kali melewati
jantung (Pratiwi, 2007:96).
Perhatikan
bahwa pada ikan, darah harus mengalir melalui dua hamparan kapiler selama
masing-masing sirkuit (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang
disebut kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir
melalui hamparan kapiler, tekanan darah, tekanan hidrostatik yang mendorong
darah mengalir melalui pembuluhm menurun tajam. Dengan demikian darah yang kaya
oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat pada
ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama berenang
(Campbell, 2000:45).
2.3.2
Peredaran
Darah Pada Aves ( Burung )
Untuk
mempelajari peredaran darah pada aves, diambil contoh peredaran dari burung. Pada burung, septum jantung
telah sempurna sehingga jantung burung empat ruangan, yaitu dua ruang atrium
berdinding tipis dan dua ruang ventrikel dengan dinding yang tebal. Baik antara
atrium kanan dan kiri, maupun antara ventrikel kanan dan kiri telah benar-benar
terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari seluruh tubuh
kecuali paru-paru. Kemudian, darah menuju ventrikal kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Sesampainya di paru-paru, darah melepaskan
karbondioksida dan mengambil oksigen. Darah kaya oksigen ini dibawa dari
paru-paru menuju atrium kiri melalui pembuluh darah vena pulmonalis. Peredaran
darah dari jantung ke paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung ini disebut
peredaran darah kecil. Darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri. Darah di dalam ventrikel kiri ini dipompa ke luar menuju
organ-organ tubuh melalui aorta.
Aorta
memiliki dua percabangan, yaitu lengkung aorta dan arteri carotid yang menuju
leher dan kepala. lengkung aorta bercabang-cabang menjadi arteri yang
mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh, misalnya arteri subclavia yang
menuju sayap. Dari organ tubuh, darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena.
Darah dari tubuh bagian belakang menuju ke jantung melalui vena cava dorsalis,
dan dari tubuh bagian depan melalui vena cava ventralis.
Pembuluh
balik (vena) dibedakan atas:
1.
Pembuluh balik tubuh bagian atas
(vena kava superior).
Vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan
anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah
(vena kava inferior): membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung
3.Pembuluh
balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa
darah menuju serambi kiri jantung.
2.3.3
Sistem Peredaran darah pada Amphibi
Sistem peredaran darah katak terdiri dari jantung beruang
tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa. Darah
katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel-sel darah
(korpuskula) yakni sel-sel daran merah, sel-sel darah putih, dan keping sel
darah
Menurut (Radiopoetro, 1996:485) Pengangkutan gas-gas
pernapasan dan material-aterial lainnya dilaksanakan oleh sistem kardiovaskuler
yang terdiri atas:
1.
Jantung
2.
Arteri
3.
Kapiler
4.
Vese
5.
Pembuluh-pembuluh limpa
6.
Cairan darah dan limpa
Menurut (Radiopoetro, 1996:485) Jantung merupakan bangunan
musculer yang terbagi menjadi lima rongga. Ia terdapat di dalam suatu kantong
yang berdinding rangkap. Dinding yang sebelah dalam melekat pada cor, disebut
epicardium dan dinding yang paling luar disebut pericardium, di antara dinding
itu terdapat rongga, cavum pericardii yang berisi cairan sedikit.
Jantung katak terdiri dari:
1.
Sebuah bilik yang berdinding tebal
dan letaknya di sebelah posterior
2.
Dua buah serambi yakni serambi kanan
(atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
3.
Sinus venosus yang berbentuk
segitiga dan terletak di sebelah dorsal dari jantung
4.
Trunkus arteriousus berupa pembuluh
bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik
Untuk mencegah berbaliknya aliran darah, di
antara serambi dan bilik terdapat katup (valve) sedangkan antara serambi
kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Didalam trunkus arteriosus
terdapat katup spiralis.
Proses sirkulasi pada Amphibi
Menurut
(Campbell, 2000:45) Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri
bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus
dan sirkuit sistemik. Sirkuit pulmokutaneus mengarah ke jarigan
pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan
mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen
kembali ke atrium kiri jantung, dan kemudian sebagian besar di antaranya dipompakan
ke dalam sirkuit sistemik. Sirkuit
sistemik membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan
kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena.
Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda, menjamin aliran darah yang kuat
ke otak, otot, dan organ-organ lain karena darah itu dipompa untuk kedua
kalinya setelah kehilangan tekanannya dalam hamparan kapiler pada paru-paru dan
kulit. Keadaan ini sangat berbeda dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana
darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang) ke organ lain
dengan tekanan yang semakin berkurang.
Pada
katak dikenal adanya sistem porta yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh
pembuluh balik (vena) saja. Vena mengumpulkan darah dari pembuluh kapiler
dari suatu sistem porta yang terbagi menjadi anyaman-anyaman di dalam alat
tubuh yang lain sebelum kembali ke jantung. Barulah kemudian masuk ke dalam
vena yang menuju jantung. Sistem porta yang penting adalah sistem porta
hepatika pada hati dan sistem porta renalis pada ginjal (Pratiwi, 2007:98).
2.3.4
Peredaran
darah pada Reptil
Sistem
peredaran darah pada reptilia lebih maju jika dibandingkan dengan sistem
peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak
beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia terletak di rongga dada di
bagian depan ventral.
Menurut (Radiopoetro, 1996:517)
Jantung reptilia terdiri atas tiga ruang yaitu 2 atria dan 1 ventrikulus,
kecuali pada crocodilia dan alligator. Tetapi ventrikulus cordis dari cor yang
beruang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh suatu septum yang disebut septum
interventricularis yang membentang dari apex cordis sampai ke pusat cor,
sehingga seolah-olah cor semua reptilia beruang empat. Perlu diketahui bahwa
septum interventricularis tadi belum sempurna sehingga masih ada percampuran
darah antara bagian dexter dan sinister.
Antara
kedua antria dipisahkan oleh septum intertrialis yang sudah sempurna, sehingga
tidak akan terjadi percampuran antara darah venosa dan darah arteriel.Conus
arteriosus pada reptilia telah menjadi sebagian dari venticulus. Dari
ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh yang besar, yaitu aorta pulmonalis
yang menuju ke pulmo, kemudian arcus aorta dekster dan arcus aorta
sinister yang akan bercabang-cabang ke semua bagian tubuh. Arcus aorta
sinister keluar dari ventrikel dekster sedang arcus aorta dekster keluar dari
ventrikel sinister (Radiopoetro, 1996:517).
Pada crocodilia, arcus aorta dekster dan
arcus aorta sinister bersilangan dan bersinggungan dimana tempat persinggungan
ini akan berfusi sedemikian rupa sehingga timbul suatu lubang yang disebut foramen
panizzae (Radiopoetro, 1996:517). Pada crocodilia septum interventriculare
sempurna, sehingga cor betul-betul beruang 4. Namum demikian percampuran darah
masih terjadi karena adanya foramen panizzae, juga percampuran ini
terjadi pada titik di mana arcus aorta dekster dan sinister bersatu untuk
membentuk aorta dorsalis (Radiopoetro, 1996:517). Menurut (Campbell, 2000:45) Reptilia
mempunyai sirkulasi ganda yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmoner yang
mengalirkan darah dari jantung ke jaringan pertukaran-gas dalam paru-paru dan
kembali ke jantung. Pada satu ordo reptilia, crocodilia, ventrikel secara
sempurna terbagi menjadi bilik kiri dan bilik kanan.
Proses
sirkulasi pada reptilia
Darah
dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju ke serambi kanan,
kemudian bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria
pulmonalis, masuk ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri,
darah dipompa keluar melalui sepasang arkus aortikus, Dua arkus aortikus ini lalu
menghubungkan diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang menyuplai darah
ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang. Dari seluruh jaringan tubuh,
darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali ke jantung.
Sistem peredaran darah pada
Reptil
|
2.3.5
Peredaran
Darah pada Mamalia
Menurut (Kimball, 1992:509) atrium kanan
menerima darah miskin akan oksigen (darah deoksi) dari badan, dan ventrikel
kanan memompa darah dengan kuat ke paru – paru untuk melepaskan karbon dioksida
dan mengambil persediaan oksigen yang segar. Darah oksigen kemudian kembali ke
atrium kiri, dan dipompa keluar dengan kuat kesemua organ – organ dan jaringan
tubuh. Dengan pernyataan tersebut, maka mamalia termasuk golongan berdarah
panas.
Menurut (Radiopoetra,
1996:580) jantung atau cor dibagi oleh dua septum atriorum dan septum
ventriculorum. Antara atrium dan ventriculus terdapat valvula
atrioventricularis yang menghindari mengalirnya darah dari ventriculus ke
atrium. Di dalam pangkal aorta terdapat valvulae semilunares.
Jantung terdapat di dalam
suatu kandungan, yang dindingnya dibentuk oleh perikardum. Pada pangkal aorta
dan arteri pulmonalis pada tempat masuknya vena cava dan vena pumonales,
perikardium melipat menjadi epikardium yang melapisi dataran luar dinding
jantung. Jantung terdapat diantara kedua pulmonales.
Proses sirkulasi pada
mamalia
Ventrikel
kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner. Ketika darah mengalir
melalui hamparan kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan
melepaskan karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru
melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya oksigen
mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium
berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen
keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel
kiri melalui aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju keseluruh
tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner, yang mengirimkan darah
ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang yang menuju ke
hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan). Aorta terus
memanjang ke arah posterior, sambi mengalirkan darah yang kaya oksigen ke
arteri yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai
belakang).
Di dalam masing organ tersebut,
arteri akan bercabang menjadi artriola, yang selanjutnya akan bercabang menjadi
kapiler, dimana darah melepaskan banyak oksigennya dan mengambil karbondioksida
yang dihasilkan oleh respirasi seluler. Kapiler akan menyatu kembali membentuk
venula, yang akan mengirimkan darah ke vena. Darah yang miskin oksigen dari
kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam suatu vena besar yang disebut
vena cava anterior (superior). Vena besar lainnya yang disebut vena cava
posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan tungkai
belakang. Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan, sebelum
kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke dalam ventrikel kanan
(Campbell, 2000:46).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. system peredaran darah hewan
vertebrata
Berdasarkan
jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan
menjadi dua macam, yakni sistem peredaran darah dan sistem limfatik (peredaran
getah bening).
Berdasarkan cara peredarannya,
sistem sirkulasi pada vertebrata ada 2 macam/ yaitu: sistem peredaran darah
terbuka pada limfa, dan sistem peredaran darah tertutup pada darah. Sistem
peredaran darah pada vertebrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada
invertebrata dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. pada
invertebrata dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.
2. Bagian system peredaran darah vertebrata
1. Jantung
2. Arteri dan vena Pembuluh darah
3.
Kapiler-kapiler
4.
Darah
3.
stuktur peredaran darah pada pisces
Sistem peredaran darah pada ikan
terdiri dari jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan
sebuah seeambi (atrium). Jantung terletak di bawah faring di dalam rongga
perikardium, yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak di anterior (muka).
Selain itu, terdapat organ sinus venosus, yaitu struktur penghubung berupa
rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung
4.stuktur
peredaran darah pada Aves
Pada burung, septum jantung telah
sempurna sehingga jantung burung empat ruangan, yaitu dua ruang atrium
berdinding tipis dan dua ruang ventrikel dengan dinding yang tebal. Baik antara
atrium kanan dan kiri, maupun antara ventrikel kanan dan kiri telah benar-benar
terpisah. Atrium kanan menerima darah
miskin oksigen dari seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian, darah menuju
ventrikal kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
Sesampainya di paru-paru, darah melepaskan karbondioksida dan mengambil
oksigen. Darah kaya oksigen ini dibawa dari paru-paru menuju atrium kiri
melalui pembuluh darah vena pulmonalis. Peredaran darah dari jantung ke
paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung ini disebut peredaran darah kecil.
Darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Darah di dalam
ventrikel kiri ini dipompa ke luar menuju organ-organ tubuh melalui aorta.
5.Stuktur
peredaran darah pada Amfibi
Sistem peredaran darah katak terdiri
dari jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa,
dan cairan limfa. Darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah)
dan berisi sel-sel darah (korpuskula) yakni sel-sel daran merah, sel-sel darah
putih, dan keping sel darah. Pengangkutan gas-gas pernapasan dan
material-aterial lainnya dilaksanakan oleh sistem kardiovaskuler yang terdiri
atas:
i.
Jantung
ii.
Arteri
iii.
Kapiler
iv.
Vese
v.
Pembuluh-pembuluh limpa
vi.
Cairan darah dan limpa
Jantung merupakan bangunan musculer yang terbagi menjadi
lima rongga. Ia terdapat di dalam suatu kantong yang berdinding rangkap.
Dinding yang sebelah dalam melekat pada cor, disebut epicardium dan dinding
yang paling luar disebut pericardium, di antara dinding itu terdapat rongga,
cavum pericardii yang berisi cairan sedikit.
Jantung katak terdiri dari:
1. Sebuah bilik yang berdinding tebal
dan letaknya di sebelah posterior
2. Dua buah serambi yakni serambi kanan
(atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
3. Sinus venosus yang berbentuk
segitiga dan terletak di sebelah dorsal dari jantung
4. Trunkus arteriousus berupa pembuluh
bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik
Untuk
mencegah berbaliknya aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve)
sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Didalam
trunkus arteriosus terdapat katup spiralis.
6.Sistem peredaran darah pada Reptil
Sistem
peredaran darah pada reptilia lebih maju jika dibandingkan dengan sistem
peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak
beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia terletak di rongga dada di
bagian depan ventral. Jantung reptilia terdiri atas tiga ruang yaitu 2 atria
dan 1 ventrikulus, kecuali pada crocodilia dan alligator. Tetapi ventrikulus
cordis dari cor yang beruang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh suatu septum
yang disebut septum interventricularis yang membentang dari apex cordis
sampai ke pusat cor, sehingga seolah-olah cor semua reptilia beruang empat.
Perlu diketahui bahwa septum interventricularis tadi belum sempurna sehingga
masih ada percampuran darah antara bagian dexter dan sinister.
Antara
kedua antria dipisahkan oleh septum intertrialis yang sudah sempurna, sehingga
tidak akan terjadi percampuran antara darah venosa dan darah arteriel.Conus
arteriosus pada reptilia telah menjadi sebagian dari venticulus. Dari
ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh yang besar, yaitu aorta pulmonalis
yang menuju ke pulmo, kemudian arcus aorta dekster dan arcus aorta
sinister yang akan bercabang-cabang ke semua bagian tubuh. Arcus aorta
sinister keluar dari ventrikel dekster sedang arcus aorta dekster keluar dari
ventrikel sinister.
7.Sistem
peredaran darah pada mamalia
atrium kanan
menerima darah miskin akan oksigen (darah deoksi) dari badan, dan ventrikel
kanan memompa darah dengan kuat ke paru – paru untuk melepaskan karbon dioksida
dan mengambil persediaan oksigen yang segar. Darah oksigen kemudian kembali ke
atrium kiri, dan dipompa keluar dengan kuat kesemua organ – organ dan jaringan
tubuh. Dengan pernyataan tersebut, maka mamalia termasuk golongan berdarah
panas. jantung atau cor dibagi oleh dua septum atriorum dan septum
ventriculorum.
Antara
atrium dan ventriculus terdapat valvula atrioventricularis yang menghindari
mengalirnya darah dari ventriculus ke atrium. Di dalam pangkal aorta
terdapat valvulae semilunares. Jantung terdapat di dalam suatu kandungan, yang
dindingnya dibentuk oleh perikardum. Pada pangkal aorta dan arteri pulmonalis
pada tempat masuknya vena cava dan vena pumonales, perikardium melipat menjadi
epikardium yang melapisi dataran luar dinding jantung. Jantung terdapat
diantara kedua pulmonales.
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi,dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar